Penelitian Eksperimental : Kecerdasan Emosi dan Character Building

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Monday, May 7, 2012

Penelitian Eksperimental : Kecerdasan Emosi dan Character Building

Character Building : Pengaruh Pendidikan Nilai Terhadap Kecerdasan Emosi Anak


Oleh:
Eny Purwandari dan Purwati

Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan A. Yani Tromol Pos I Surakarta 57102

Sumber Jurnal:

Jurnal Penelitian Humaniora, Volume 9 No. 1Februari 2008, hal 13 - 31, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://lppm.ums.ac.id

Sebagian isi jurnal:


Fenomena di sekitar kita dapat disaksikan, banyak anak yang menjadi subjek maupun objek kekerasan, masalah-masalah sosial dan berkurangnya sikap saling menghargai antarmanusia dan terhadap lingkungan sekitar. Pendidik dan orang tua ingin mengubah kondisi yang memprihatinkan ini dengan pendidikan nilai. Kemorosotan akhlak dan moral perlu segera mendapat penanganan yang serius, baik oleh orang tua, guru, maupun lembaga pendidikan yang ikut bertanggung jawab memberi pendidikan dengan proses dan model pembelajaran yang ditawarkan. Salah satu alternatif yang dapat ditawarkan adalah pendidikan nilai dengan metode character building.

Anak yang mendapat kesempatan untuk berkembang dalam lingkungan yang kaya variasi akan menjadi anak yang tanggap dan selalu siap dengan alternatif lain yang diamati dri lingkungannya, sehingga membantu anak untuk mengoptimalkan perkembangan fisik dan mentalnya, serta memenuhi kebutuhan kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Anak yang dibesarkan pada suasana dan sikap yang monoton sulit diharapkan untuk mampu tanggap dan siap dengan pilihan-pilihan dan cara-cara lain untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, kecerdasan emosi anak perlu mendapat perhatian serius untuk membentuk generasi yang berkualitas. Kecerdasan emosi dapat diasah, diolah, dan dibentuk dengan pendidikan nilai. Pendidikan nilai yang akan dikemas dalam bentuk character building dapat meningkatkan kecerdasan emosi anak. Pendidikan nilai disajikan pada anak dengan suasana yang tidak monoton, sesuai dengan tahap perkembangan dan karakteristik anak.

Kecerdasan emosi merupakan suatu konsep baru yang sampai saat ini belum ada definisi yang baku yang menerangkan. Telaah mengenai arti kecerdasan emosional biasanya terkait dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan aspek pikiran dan emosi untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupannya (Secapramana, 1999).

Salovey dan Mayer (dalam Skapiro, 1988) sebagai pencetus istilah kecerdasan emosional mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional merupakan himpunan bagian dari keterampilan sosial yang melibatkan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain, memilahmilah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.

Salovey dan Mayer (1990) menerangkan bahwa kualitas-kualitas emosional yang penting bagi keberhasilan, di antaranya adalah empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan memecahkan masalah pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat (Shapiro, 1999).

Goleman (2000) mengartikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan emosional dalam pengertian Goleman (dalam Rostiana, 1997) tampaknya lebih ditujukan pada upaya mengenali, memahami, dan mewujudkan emosi dalam porsi yang tepat. Hal lain yang juga penting dalam kecerdasan emosional ini adalah upaya untuk mengelola emosi agar terkendali dan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan terutama yang terkait dengan hubungan antarmanusia.

Reuven Baron (dalam Goleman, 2000) berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang mempengaruhi seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Berbagai penelitian dalam bidang psikologi telah membuktikan bahwa orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi adalah orang-orang yang dapat menguasai gejolak emosi, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, mampu mengelola stress dan memiliki kesehatan mental yang baik (Pertiwi, dkk., 1997). Menurut Shapiro (1999) kecerdasan emosional sangat berhubungan dengan berbagai hal yaitu perilaku moral, cara berpikir yang realistis, pemecahan masalah, interaksi sosial, emosi diri, dan keberhasilan, baik secara akademik maupunpekerjaan. Di pihak lain, Secapramana (1999) mengemukakan kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali, mengolah dan mengontrol emosi agar.................
Terima kasih telah berkunjung di blog penelitian tindakan kelas ini.
Selengkapnya makalah ini dapat dilihat sini sebagaimana aslinya

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...