PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah Bag 2

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Wednesday, May 2, 2012

PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah Bag 2

Pada tulisan sebelumnya di blog penelitian tindakan kelas dan model pembelajaran ini saya telah memberi sebuah contoh tentang PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah. Tulisan kali ini masih membahas masalah yang sama, hanya saja dengan contoh yang berbeda. Maksudnya biar tambah jelas.

Unsur-Unsur Esensial Latar Belakang Masalah

Sekali lagi, dalam menulis Latar Belakang Masalah untuk Proposal PTK atau Laporan PTK anda harus memperhatikan komponen/unsur-unsur esensial yang harus terdapat di dalamnya. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu :

  1. Kondisi ideal di dalam kelas/pembelajaran yang diharapkan oleh guru/peneliti.
  2. Kondisi saat ini (yang sedang terjadi) di dalam kelas/pembelajaran guru/peneliti.
  3. Kesenjangan (gap) antara kondisi ideal (no.1) dengan kondisi saat ini (no.2) beserta penyebab munculnya kesenjangan (gap), dengan kata lain akar permasalahan yang muncul/sumber masalah.
  4. Urgensi penyelesaian masalah, atau dengan kata lain dampak-dampak negatif jika permasalahan di kelas/pembelajaran guru tersebut tidak diselesaikan.
  5. Alternatif solusi/pemecahan masalah berupa tindakan (action) terbaik yang diperkirakan dapat menyelesaikan masalah.

Contoh Cara Menulis Latar Belakang Masalah

Mari kita lihat contoh berikut, yang disajikan dalam bentuk tabel supaya anda mudah membedakan kelima unsur penyusun Latar Belakang Masalah tersebut:


No. Unsur Paragraf Rumusan Paragraf Latar Belakang Masalah
1. Kondisi ideal di dalam kelas/pembelajaran yang diharapkan oleh guru/peneliti. Penguasaan keterampilan matematis adalah suatu keterampilan prasyarat yang mutlak harus dimiliki oleh siswa saat mempelajari materi IPA Fisika. Keterampilan matematis yang baik akan membawa siswa menjadi pebelajar yang mampu menyelesaikan soal-soal yang mengandung perhitungan matematis. Bila kemampuan dalam penguasaan keterampilan matematis (dalam hal ini) penyelesaian hitungan-hitungan yang melibatkan berbagai macam operasi seperti penjumlahan, perkalian, pembagian dari berbagai jenis bilangan mulai dari bilangan bulat, bilangan desimal, hingga bilangan berpangkat atau pecahan tentu akan sangat membantu guru IPA Fisika dalam membelajarkan konsep-konsep yang akan diberikan.
2. Kondisi saat ini (yang sedang terjadi) di dalam kelas/pembelajaran guru/peneliti. Kenyataan di kelas VII SMP Negeri Danau Panggang, penguasaan keterampilan perhitungan matematis masih kurang baik, sehingga menyebabkan guru terhambat dalam membelajarkan konsep-konsep IPA Fisika yang harus mereka kuasai. Kenyataan ini tampak pada hasil-hasil analisis ulangan harian yang dilakukan oleh peneliti (guru IPA), di mana kebanyakan soal yang tidak bisa atau tidak sempurna dijawab oleh siswa adalah soal-soal yang melibatkan perhitungan matematis yang rumit / kompleks.
3. Kesenjangan (gap) antara kondisi ideal (no.1) dengan kondisi saat ini (no.2) beserta penyebab munculnya kesenjangan (gap), dengan kata lain akar permasalahan yang muncul/sumber masalah.Kemungkinan penyebab permasalahan ini adalah kurangnya latihan/tugas yang tersusun dengan urutan yang baik (logis). Suatu tugas / latihan untuk mengajarkan sebuah keterampilan kompleks seperti keterampilan perhitungan matematis seharusnya diurutkan dari yang kurang kompleks menuju yang lebih kompleks, dari keterampilan perhitungan matematis yang sederhana menuju ke keterampilan perhitungan matematis yang lebih kompleks. 
4. Urgensi penyelesaian masalah, atau dengan kata lain dampak-dampak negatif jika permasalahan di kelas/pembelajaran guru tersebut tidak diselesaikan.  Kemampuan dalam penguasaan keterampilan matematis ini memang seharusnya lebih menjadi tanggung jawab guru matematika. Akan tetapi, apabila permasalahan ini terus dibiarkan maka akan sangat berdampak pada proses dan hasil pembelajaran IPA mereka. Proses pembelajaran IPA Fisika akan menjadi terhambat, sehingga hasil yang diharapkan juga tentunya tidak akan dapat dicapai dengan baik. Jadi, menyelesaikan permasalahan ini sudah pula sepantasnya menjadi bagian tugas guru IPA.
5. Kondisi ideal di dalam kelas/pembelajaran yang diharapkan oleh guru/peneliti. Kauchack dan Eggen (1993), pada saat akan mengajarkan sebuah keteraampilan kompleks, guru sebaiknya melakukan task analysis terlebih dahulu. Task anaylisis adalah kegiatan yang dilakukan saat merencanakan pembelajaran, di mana guru memecah-memecah sebuah keterampilan kompleks menjadi komponen-komponen berupa keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana berdasarkan uruta-urutan prasyarat. Perencanaan dengan melakukan task analysis ini adalah merupakan alternatif solusi terbaik yang mungkin dilakukan oleh guru IPA dalam upayanya untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas.

Sehingga Latar Belakang akan jadi seperti ini:

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penguasaan keterampilan matematis adalah suatu keterampilan prasyarat yang mutlak harus dimiliki oleh siswa saat mempelajari materi IPA Fisika. Keterampilan matematis yang baik akan membawa siswa menjadi pebelajar yang mampu menyelesaikan soal-soal yang mengandung perhitungan matematis. Bila kemampuan dalam penguasaan keterampilan matematis (dalam hal ini) penyelesaian hitungan-hitungan yang melibatkan berbagai macam operasi seperti penjumlahan, perkalian, pembagian dari berbagai jenis bilangan mulai dari bilangan bulat, bilangan desimal, hingga bilangan berpangkat atau pecahan tentu akan sangat membantu guru IPA Fisika dalam membelajarkan konsep-konsep yang akan diberikan.

Kenyataan di kelas VII SMP Negeri Danau Panggang, penguasaan keterampilan perhitungan matematis masih kurang baik, sehingga menyebabkan guru terhambat dalam membelajarkan konsep-konsep IPA Fisika yang harus mereka kuasai. Kenyataan ini tampak pada hasil-hasil analisis ulangan harian yang dilakukan oleh peneliti (guru IPA), di mana kebanyakan soal yang tidak bisa atau tidak sempurna dijawab oleh siswa adalah soal-soal yang melibatkan perhitungan matematis yang rumit / kompleks.

Kemungkinan penyebab permasalahan ini adalah kurangnya latihan/tugas yang tersusun dengan urutan yang baik (logis). Suatu tugas / latihan untuk mengajarkan sebuah keterampilan kompleks seperti keterampilan perhitungan matematis seharusnya diurutkan dari yang kurang kompleks menuju yang lebih kompleks, dari keterampilan perhitungan matematis yang sederhana menuju ke keterampilan perhitungan matematis yang lebih kompleks.

Kemampuan dalam penguasaan keterampilan matematis ini memang seharusnya lebih menjadi tanggung jawab guru matematika. Akan tetapi, apabila permasalahan ini terus dibiarkan maka akan sangat berdampak pada proses dan hasil pembelajaran IPA mereka. Proses pembelajaran IPA Fisika akan menjadi terhambat, sehingga hasil yang diharapkan juga tentunya tidak akan dapat dicapai dengan baik. Jadi, menyelesaikan permasalahan ini sudah pula sepantasnya menjadi bagian tugas guru IPA.

Kauchack dan Eggen (1993), pada saat akan mengajarkan sebuah keteraampilan kompleks, guru sebaiknya melakukan task analysis terlebih dahulu. Task anaylisis adalah kegiatan yang dilakukan saat merencanakan pembelajaran, di mana guru memecah-memecah sebuah keterampilan kompleks menjadi komponen-komponen berupa keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana berdasarkan uruta-urutan prasyarat. Perencanaan dengan melakukan task analysis ini adalah merupakan alternatif solusi terbaik yang mungkin dilakukan oleh guru IPA dalam upayanya untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas.

Mudah-mudahan dengan kedua contoh (PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah dan PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah Bag 2) ini, anda tidak lagi mengalami kesulitan dalam menulis latar belakang masalah untuk proposal atau laporan PTK anda.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...