Thursday, November 29, 2012

4 Pandangan Tentang Motivasi belajar

4 Pandangan Tentang Motivasi belajar

Ada 4 pandangan utama dalam hal kajian tentang motivasi belajar. keempat pandangan ini mewakili teori belajar masing-masing. Berikut adalah keempat pandangan utama tentang motivasi belajar tersebut, disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel Perbandingan 4 Pandangan Teori Belajar tentang Motivasi Belajar


Teori Belajar / Teori Motivasi Sumber Motivasi Faktor yang Berpengaruh Ahli Motivasi
Behavioral / Tingkah Laku Penguatan ekstrinsik penguatan, reward (penghargaan), insentif, hadiah,dan hukuman Skinner
Humanistik Penguatan intrinsik Kebutuhan akan percaya diri, pemuasan diri, aktualisasi diri Maslow, Deci
Kognitif Penguatan intrinsik Rasa percaya, keyakinan, atribusi sukses dan gagal, harapan Weiner, Covington
Pembelajaran Sosial Penguatan ekstrinsik dan penguatan intrinsik nilai tujuan, harapan untuk mencapai tujuan Bandura


Contoh-Contoh Keterampilan Berpikir Kritis

Contoh-Contoh Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis adalah salah satu dari keterampilan berpikir tingkat tinggi. Katerampilan berpikir kritis banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karenanya, mempelajari keterampilan berpikir kritis bagi siswa, atau mengajarkan keterampilan berpikir kritis bagi guru sangat penting. Berpikir kritis adalah mengevaluasi konklusi-konklusi (kesimpulan-kesimpulan) berdasarkan pengujian terhadap suatu masalah, kejadian, atau pemecahan masalah secara logis dan sistematis.

Para ahli psikologi menganggap kajian tentang keterampilan berpikir kritis amat menarik dan penting untuk dipelajari. Hingga kini ada banyak pendapat dan gagasan tentang bagaimana sebaiknya cara mengajarkan keterampilan berpikir kritis ini untuk siswa. Untuk lebih memahami apa itu keterampilan berpikir kritis, mungkin contoh-contoh dan tingkatan keterampilan berpikir kritis yang disajikan pada tabel di bawah ini dapat bermanfaat untuk anda.

Tabel Contoh-Contoh Keterampilan Berpikir Kritis

Tingkatan/Jenis Keterampilan Berpikir Kritis

Contoh Keterampilan Berpikir Kritis

Mendefinisikan dan Mengklarifikasi Masalah
  1. Mengidentifikasi isu sentral atau masalah. 
  2. Mengkomparasi persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. 
  3. Menentukan manakah informasi yang relevan. 
  4. Memformulasi pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.
Menentukan Informasi-Informasi yang Relevan dengan Masalah
  1. Membedakan antara fakta, opini, dan keputusan logis. 
  2. Mengecek konsistensi. 
  3. Mengenali stereotip dan klise. 
  4. Mengenali bias, faktor-faktor emosional, propaganda, dan istilah semantik. 
  5. Mengenali nilai sistem dan ideologi yang berbeda.
Menyelesaikan Masalah / Menggambarkan Konklusi
  1. Mengenali ketepatan data. 
  2. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi

Perbedaan Memori Jangka Pendek dan memori Jangka Panjang

Perbedaan Memori Jangka Pendek dan memori Jangka Panjang 

Setelah tulisan sebelumnya membahas tentang 3 jenis pengetahuan pada teori pemrosesan informasi, kali ini blog http://penelitiantindakankelas.blogspot.com kembali mencoba menggali lebih dalam tentang teori tersebut (teori pemrosesan informasi). Tulisan kali ini membahas tentang sistem memori pada teori tersebut. Menurut teori pemrosesan informasi, pengolahan informasi mengambil tempat pada sistem penyimpanan memori, yaitu memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory).

Memori jangka pendek (short term memory) adalah memori kerja, yang berfungsi menyimpan informasi untuk sementara dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan memori jangka panjang (long term memory) adalah tempat penyimpanan pengetahuan (informasi) secara permanen. Agar lebih jelasnya, cermati tabel perbedaan memori jangka pendek dan memori jangka panjang berikut.

Tabel Perbedaan Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka Panjang

Jenis Memori

Memori Jangka Pendek

Memori Jangka Panjang/Tertentu

Input / Masukan Sangat cepat Relatif lambat
Kapasitas Terbatas Praktis tidak terbatas
Durasi Sangat cepat, 20 - 30 detik Praktis tidak terbatas
Isi Kata-kata, gambar-gambar, ide-ide, kalimat-kalimat Jaringan proposisi, skemata, produksi-produksi pemikiran, gambaran-gambaran, episodik
Pengambilan Kembali / Retrieval Langsung Bergantung representasi dan pengorganisasian

Jenis-Jenis Pengetahuan Menurut Teori Pemrosesan Informasi

Jenis-Jenis Pengetahuan Menurut Teori Pemrosesan Informasi

Teori pemrosesan informasi adalah teori di bidang psikologi pendidikan yang sangat pesat perkembangannya. Dalam menjelaskan bagaimana informasi dapat diterima dan diolah oleh siswa atau peserta didik, teori pemrosesan informasi seringkali menyebut bahwa ada 3 jenis pengetahuan. Ketiga jenis pengetahuan itu adalah: (1) pengetahuan deklaratif; (2) pengetahuan prosedural; dan (3) pengetahuan kondisional. Untuk lebih memahami apa perbedaan dari ketiga jenis pengetahuan itu ikutilah paparan berikut.

Pengetahuan deklaratif adalah jenis pengetahuan dalam bentuk informasi verbal seperti fakta-fakta; pengetahuan akan sesuatu hal. Pengetahuan prosedural adalah jenis pengetahuan yang dapat didemonstrasikan saat menyelesaikan suatu masalah atau melakukan suatu tugas, atau dengan kata lain "mengetahui bagaimana...". Sedangkan pengetahuan kondisional adalah jenis pengetahuan akan "mengetahui tentang kapan dan mengapa" menggunakan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Agar lebih jelas perhatikan tabel di bawah ini yang mencontohkan bagaimana ketiga jenis pengetahuan tersebut:

Jenis Pengetahuan

Pengetahuan Secara Umum

Pengetahuan Pada Bidang Khusus/Tertentu

Pengetahuan Deklaratif

  • Waktu perpustakaan buka/masih buka
  • Aturan grammar
  • Definisi metabolisme 
  • Baris-baris puisi"Aku"

Pengetahuan Prosedural

  • Bagaimana menggunakan program microsoft word. 
  • Bagaimana mengemudikan mobil
  • Bagaimana menyelesaikan persamaan redoks. 
  • Bagaimana menghitung massa jenis suatu zat

Pengetahuan Kondisional

  • Kapan berhenti menggunakan suatu cara ketika mengalami kegagalan dan mencoba menggunakan cara lain. 
  • Kapan harus membaca secara cepat (skimming) dan kapan harus membaca perlahan dan hati-hati
  • Kapan harus menggunakan suatu rumus tertentu dalam menghitung volume. 
  • Kapan bergegas secepat kilat menuju net dan memukul shuttlecock untuk memberikan smash

Tanda-Tanda Anak Didik Mengalami Kekerasan Seksual (Sexual Abuse)

Tanda-Tanda Anak Didik Mengalami Kekerasan Seksual (Sexual Abuse)

Kekerasan seksual terjadi pada anak didik? Hal ini tentu sangat tidak diharapkan oleh guru terjadi di kelas atau sekolah mereka. Tetapi pada kenyataannya kekerasan seksual bisa saja menimpa anak didik kita.

Tanda-Tanda Fisik dan Perilaku

Ada beberapa tanda yang mungkin dapat membuat guru mengenali anak didik yang mengalami kekerasan seksual. Berikut tanda-tanda anak mengalami kekerasan seksual, misalnya:

Tanda-Tanda / Indikator Fisik

Tanda-Tanda / Indikator Perilaku

robek, bernoda, atau pakaian dalam berdarah pendiam, depresi kronis
sakit atau gatal pada wilayah sekitar kelamin merayu secara berlebihan
sulit berjalan atau duduk pembalikan peran atau perilaku, takut berlebihan dengan saudara atau familinya sendiri
lecet atau pendarahan pada alat kelamin luar rasa percaya diri yang teramat rendah, bahkan tidak punya
menderita penyakit kelamin sulit berteman, tidak ikut terlibat dalam kegiatan apapun di sekolah
sering kencing dan menderita keputihan penurunan berat badan secara drastis
- berusaha bunuh diri (utamanya pada remaja)
- histeris, kehilangan kontrol emosi
- seringkali mengalami masalah di sekolah
- pemahaman yang keliru tentang seks
- takut terhadap kontak fisik, atau jarak yang terlalu dekat

Thursday, November 22, 2012

Tanda Anak Didik Mengalami Kekerasan Fisik

Tanda Anak Didik Mengalami Kekerasan Fisik

Tanda-tanda anak yang mengalami berbagai tindak kekerasan perlu diperhatikan oleh guru. Berikut ini beberapa indikator yang bisa saja merupakan indikator bahwa anak didik anda mengalami tindak kekerasan fisik. Bila ada di antara anak didik anda yang menunjukkan indikator sebagaimana tercantum di bawah ini, bisa saja ia tengah mengalami tindak kekerasan secara fisik oleh orang -orang di sekitarnya


Tanda-tanda / Indikator Fisik Tanda-tanda / Indikator Tingkah laku
Memar-memar yang tidak bisa dijelaskan anak dari mana asalnya (berada dalam berbagai tingkat penyembuhan), dapat berupa bilur-bilur, bekas gigitan, atau cukuran.Merusak diri sendiri
Luka bakar yang tidak bisa dijelaskan anak sumbernya, khususnya luka bakar bekas rokok , atau bekas senyawa kimia iritatif. Tingkah laku ekstrem : pendiam dan agresif
Patah tulang atau pencabikan yang tidak dapat dijelaskan oleh anak apa penyebabnya. Tidak nyaman dengan kontak fisik.
- Datang ke sekolah sangat pagi atau sangat terlambat, dan tampak takut
- Suka melarikan diri (pada remaja)
- memakai pakaian yang tidak cocok dengan cuaca untuk tujuan menutupi bagian-bagian tubuh tertentu bekas kekerasan fisik yang mungkin akan tampak.
- Mengeluh sakit atau tampak kalau bergerak seperti tidak nyaman atau kesakitan.

Perbedaan Antara Teori Piaget dan teori Vygotsky tentang Egosentris dan Bicara Sendiri

Perbedaan Antara Teori Piaget dan teori Vygotsky tentang Egosentris dan Bicara Sendiri

Membicarakan psikologi pendidikan dan aspek-aspek yang dipelajari di dalamnya memang sangat menarik. Salah satunya adalah bila kita mencoba mendalami tentang teori Piaget dan teori Vygotsky. Berkaitan dengan perkembangan kognitif, dua ahli terkenal di bidang ini, yaitu Piaget dan Vygotsky mempunyai perbedaan pendapat tentang bagaimana egosentris dan bicara terhadap diri sendiri pada anak. Tabel di bawah ini menunjukkan bagaimana teori belajar yang dikemukakan oleh Piaget berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Vygotsky, berkaitan dengan perkembangan kognitif. Perbedaan kedua teori mencakup hal-hal yang berkaitan dengan egosentris dan bicara sendiri pada anak-anak.
perbedaan teori vygotsky dan teori piaget
Egosentris?

Tabel Perbedaan Teori Piaget dan teori Vygotsky tentang Egosentris dan Bicara Sendiri (Self Talk)

PembedaTeori PiagetTeori Vygotsky
Signifikansi PerkembanganMerupakan ketidakmampuan untuk mengambil perspektif orang lain dan terlibat dalam komunikasi timbal balik.Merupakan pemikiran eksternal, fungsinya adalah untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan  untuk bimbingan diri sendiri dan pengarahan diri sendiri.
Proses PerkembanganBerkurang dengan bertambahnya usia.Bertambah pada usia yang lebih muda dan kemudian secara bertahap lenyap secara audial sehingga menjadi pemikiran verbal internal.
Hubungan dengan Bicara SosialNegatif; anak yang kurang bersosialisasi dan matang secara kognitif  menggunakan lebih banyak bicara egosentris.Positif, bicara sendiri mengembangkan kemampuan sosial anak dengan orang lain.
Hubungan dengan Konteks Lingkungan-Bertambah dengan semakin rumitnya tugas. Bicara sendiri membantu fungsi pembimbingan diri sendiri pada situasi di mana upaya kognitif dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan.

Thursday, November 15, 2012

Model Pembelajaran Seminar Socrates (Socratic Seminar Model)

Model Pembelajaran Seminar Socrates (Socratic Seminar Model)

Model pembelajaran seminar socrates adalah sebuah format diskusi atau pertanyaan dimana sebuah kelompok kecil mensintesis opini-opini dan pemikiran-pemikiran mereka pada suatu bahan bacaan tertentu dengan menggunakan metode socrates.

Unsur-Unsur Penting Model Pembelajaran Seminar Socrates

Ada beberapa unsur penting pada sebuah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran seminar socrates, yaitu:

Pemilihan substansi bahan bacaan

Bahan bacaan untuk pelaksanaan seminar socrates dapat berupa suatu bagian terpilih dari materi yang akan dibelajarkan kepada siswa. Bahan bacaan terpilih ini harus kaya akan ide, isu, dan nilai yang memungkinkan siswa mempertanyakan teks pada bahan bacaan dan mempertanyakan pemikiran mereka sendiri saat mereka mempersiapkan diskusi. Semua partisipan dalam seminar socrates harus membaca bahan secara mendalam dan mempersiapkan diri untuk berpartisipasi.

Pertanyaan penting

Pembacaan siswa terhadap teks bahan bacaan atau pembukaan diskusi harus dibimbing oleh sebuah pertanyan penting yang tak punya jawaban benar atau salah. Pertanyaan harus membimbing siswa kepada porsi bahwa teks mendukung mereka untuk berpikir saat mereka berspekulasi, mengevaluasi, menentukan, dan menjelaskan isu-isu pada materi tersebut.

Partisipan-partisipan aktif

Para partisipan berbagi tanggungjawab terhadap kualitas seminar. Persiapan untuk diskusi adalah tanggungjawab dari masing-masing partisipan. Suatu pengaturan duduk seperti bentuk lingkaran sangat diperlukan untuk menjamin adanya kontak pandang antara setiap partisipan seminar socrates. (Siswa yang tidak mempersiapkan diri harus keluar dari diskusi atau keluar dari lingkaran utama. Mereka hanya boleh mengamati dan mencatat hasil diskusi kelompok pada lingkaran dalam seminar socrates).

Selama seminar berlangsung, partisipan harus berperan sebagai pendengar aktif, membagi ide dan pertanyaan-pertanyaan kepada partisipan lain, dan mencari bukti-bukti dari teks bahan bacaan untuk mendukung ide-ide mereka. Seminar membutuhkan perhatian mendalam saat membaca, berpikir, mendengarkan, dan berbicara, serta harus menyimpulkan bersama-sama seluruh partisipan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang isu atau bahan bacaan materi yang sedang dibelajarkan.

Kunci Keberhasilan Pelaksanaan Model Pembelajaran Seminar Socrates

Kunci keberhasilan seminar socrates adalah diskusi bebas dan terbuka terhadap sebuah topik. Partisipan harus menggunakan acuan yang telah disepakati bersama. Secara umum guru bertindak sebagai fasilitator dan tidak memberi respon negatif atau positif terhadap diskusi yang dilakukan siswa. Peranan guru sebagai fasilitator adalah bertanggungjawab agar pemikiran-pemikiran terbaik dapat dihasilkan oleh partisipan, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan open ended (terbuka) untuk memicu terjadinya diskusi.

Esensi Penting dalam Pertanyaan-Pertanyaan Saat Model Pembelajaran Seminar Socrates Dilaksanakan

Wiggins & McTighe (1998) menawarkan beberapa esensi penting pada pertanyaan-pertanyaan dalam seminar socrates, yaitu:
  • Pertanyaan-pertanyaan langsung menuju jantung dari topik atau subjek yang akan dibahas, terutama kontroversinya.
  • Pertanyaan-pertanyaan memicu banyak kemungkinan jawaban, sudut pandang/perspektif, dan memberikan arah bagi riset lanjutan atau pertanyaan lainnya.
  • Pertanyaan-pertanyaan meminta siswa menggunakan pengetahuan yang telah mereka miliki, ide-ide, dan bacaan dalam cara-cara baru; mereka membuat apa yang telah familiar menjadi asing, dan yang asing menjadi familiar.
  • Pertanyaan-pertanyaan menuntun pada suatu penemuan baru, sesuatu yang tersembunyi menjadi terlihat jelas oleh mereka.
  • Pertanyaan-pertanyaan membuat siswa ingin tahu lebih jauh dan ingin memahami lebih dalam.
  • Pertanyaan-pertanyan bersifat proaktif dan membuat siswa berupaya belajar.

Monday, November 5, 2012

Guru yang Mampu Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

Guru yang Mampu Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

Beberapa poin penting tentang guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk mendorong keberhasilan belajar siswa:
  • Guru yang profesional selalu merencanakan pembelajaran dengan hati-hati. Mereka memahami hubungan antara perencanaan yang baik dengan lingkungan kelas yang berorientasi pada tugas dan berjalan dengan lancar. Berikut beberapa poin tentang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif.
  • Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendorong tumbuhnya interaksi sosial positif, keikutsertaan yang aktif dalam belajar (hands on dan minds on), dan motivasi diri.
  • Guru harus mampu mengembangkan sistem untuk mengawasi kelasnya sehingga siswa dan guru dapat fokus pada belajar, bukan pada mengontrol kenakalan. Disiplin dan teknik manajemen berbeda-beda dan tidak ada satupun yang paling efektif, semua memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu guru yang mumpuni mempertimbangkan hasil belajar yang diharapkan, pengetahuan tentang siswa, keadaan sosial, dan pengalaman sebelumnya dalam memilih suatu strategi manajemen.
  • Guru harus memahami prinsip manajemen kelas yang efektif dan dapat menggunakan berbagai variasi manajemen untuk meningkatkan hubungan positif, kerjasama, dan pembelajaran yang bertujuan dalam kelasnya.
  • Pengawasan oleh guru harus bersifat preventif (pencegahan) dan halus. Siswa mengawasi perilaku mereka masing-masing dan teman-temannya, saling memperbaiki dengan penuh hormat.

Kelas yang Demokratis

Kelas yang Demokratis

Apakah anda termasuk guru yang bermasalah dengan disiplin siswa di kelas? Mudah-mudahan tidak. Jika anda termasuk guru yang demokratis, yang mengizinkan siswa ikut serta dalam mengambil keputusan tentang lingkungan fisik kelas, aturan dan prosedur kelas, modifikasi kurikulum, dan pilihan kegiatan belajar tidak akan mengalami banyak masalah dalam disiplin siswa. Siswa yang berada dalam kelas demokratis mempunyai lebih banyak kelebihan dan tanggungjawab dibanding siswa dalam kelas biasa. Bila guru membiasakan siswa berada dan hidup dalam kelas demokratis, maka mereka akan belajar mengatur kebebasan secara bertanggungjawab. Guru dapat mencontohkan hal ini dengan memberi mereka pilihan dan kontrol dalam kegiatan di kelas.

Penulis Quality School (1998), The Quality of Teacher, Choice Theory in The Classroom, yaitu William Glasser yang merupakan seorang psikiater ternama merekomendasikan bahwa guru dapat mengembangkan kualitas kelas berdasarkan prinsip demokratis.

Menurut Glasser, saat ini masih banyak guru berjuang keras dalam mengatur siswanya karena mereka berpegang pada prinsip stimulus-respon. Mereka membujuk siswa dengan imbalan dan hukuman (konsekuensi logis). Sebaiknya menurutnya tidak selalu harus demikian. Guru harusnya melihat bahwa siswa sebagai manusia membuat pilihan yang mereka mampu untuk menciptakan kualitas yang memuaskan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...