Sunday, March 31, 2013

Lingkungan Belajar dan Pembelajaran

Lingkungan Belajar dan Pembelajaran yang Dilakukan Guru

Apakah anda pernah memperhatikan bagaimana keadaan lingkungan di sekitar anda mengajar? Bila anda tak pernah atau kurang memperhatikannya, mungkin artikel dari blog penelitian tindakan kelas (PTK) dan model-model pembelajaran kali ini dapat bermanfaat untuk disimak.

Banyak guru sebenarnya telah menyadari bahwa lingkungan pembelajaran cukup mempengaruhi keberhasilan pembelajaran pada diri siswa. Sebenarnya, lingkungan pembelajaran tak hanya berpengaruh pada pembelajaran siswa tetapi juga sekaligus berpengaruh pada pengajaran guru. Modifikasi lingkungan belajar dan pembelajaran yang sederhana sekalipun dapat membawa manfaat dalam keberhasilan proses belajar mengajar di kelas.

Lingkungan pembelajaran tentu saja dibentuk dari komponen-komponen sehingga menjadi satu kesatuan. Penataan lingkungan pembelajaran yang baik harusnya memperhatikan tingkat kelas (level), kepribadian guru yang baik, materi pembelajaran, hingga tujuan yang diinginkan guru untuk dapat dicapai siswanya. Contohnya begini, jika anda adalah guru kelas I SD, maka ruangan kelas akan anda tata agar sesuai dengan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya tadi. Tidak mungkin akan sama dengan penataan ruang kelas sahabat anda yang mengajar di kelas VI SD.

Lingkungan Pembelajaran yang Menyenangkan

Bila anda ingin membuat lingkungan pembelajaran berkontribusi pada keberhasilan pembelajaran siswa dan pengajaran yang anda lakukan, maka penataan lingkungan belajar harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dapat:
  • Mendorong tumbuhnya hubungan positif

Hubungan positif yang dimaksud di sini adalah hubungan positif di antara sesama siswa, antara siswa-siswa dengan guru, bahkan antara siswa-siswa dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan, dan antara guru dengan materi pembelajaran yang akan disampaikannya. Untuk membantu siswa dan guru membentuk hubungan dengan materi pembelajaran, maka pada lingkungan belajar misalnya saja, dapat ditambahkan beberapa media pembelajaran terpajang atau gambar-gambar/poster-poster yang berkaitan.
  • Merangsang pemikiran, kreativitas, dan keingintahuan

Apakah ruangan atau lingkungan pembelajaran anda telah dapat merangsang pemikiran, kreativitas, dan keingintahuan siswa? Ada baiknya guru selalu memperhatikan hal ini. Lingkungan pembelajaran dapat dibuat sedemikian, misalnya dengan menambahkan papan yang berisi informasi-informasi tertentu yang dapat menggelitik rasa ingin tahu, pemikiran dan kreativitas siswa. Bila anda seorang guru IPA misalnya, maka anda dapat menempelkan informasi-informasi dari guntingan koran atau bahan-bahan bacaan yang didownload dari internet untuk ini. Atau bahkan anda punya ide tersendiri untuk tujuan ini?
  • Meningkatkan harga-diri, keyakinan, dan nilai diri siswa

Lingkungan pembelajaran di sebuah kelas hendaknya dapat menumbuhkan harga diri, keyakinan, dan nilai diri siswa. Guru dapat menciptakannya dengan mengajak seluruh anggota kelas untuk selalu saling menghargai perbedaan satu sama lain, memahami, dan saling berbagi. Guru dapat meyakinkan seluruh siswa, bahwa semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perasaan dihargai, dihormati, dan tidak diremehkan sangatlah penting. Bila dalam kegiatan pembelajaran terjadi kesalahan-kesalahan oleh siswa tertentu, pastikan mereka tidak merasa dicemooh atau ditertawakan. Ajaklah seluruh siswa menyadari bahwa kesalahan adalah bagian dari sebuah pembelajaran.
  • Menginformasikan, memengaruhi, membujuk, menimbulkan semangat

Guruyang baik memberikan efek positif dalam menciptakan suasana pembelajarannya. Ia selain menginformasikan hal-hal penting yang harus diketahui siswa, ia juga seharusnya memengaruhi dan membujuk mereka untuk terus belajar. Guru yang baik dan efektif dalam setiap waktu di pembelajarannya mampu menimbulkan semangat belajar pada diri siswanya.
  • Meningkatkan responsibilitas, rasa keadilan, perasaan positif siswa tentang sekolah

Lingkungan pembelajaran yang baik di sebuah kelas akan membawa manfaat lain bagi sekolah. Seluruh siswa yang ada di dalamnya akan meningkat rasa tanggung jawabnya untuk belajar (responsibilitas), merasa bahwa ia selalu berada dalam situasi yang adil dan terjamin rasa keadilannya. Selanjutnya akan terbentuk perasaan positif tentang sekolah dan pembelajaran yang digelutinya.

Pengaruh Lingkungan Pembelajaran

Pengaruh lingkungan pembelajaran kepada guru dan siswa dapat bermacam-macam, di antaranya:
  • Stress

Lingkungan pembelajaran dapat menimbulkan stress, tidak hanya pada siswa tetapi juga guru sekalipun apabila tidak dimanajemen dengan baik.
  • Keamanan

Keamanan memegang peranan penting. Lingkungan yang tidak aman akan tentu saja berdampak amat buruk pada pembelajaran. Keamanan di sini bisa dalam bentuk fisik, mental maupun emosional.
  • Akses ke isi materi pelajaran

Lingkungan pembelajaran yang membantu anak mengakses materi pembelajaran akan membantu pula pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Demikian pula sebaliknya.
  • Pengelompokan sosial

Jangan pernah membuat pengelompokan tertentu yang dapat mengakibatkan adanya jurang pemisah di antara siswa-siswa. Pembelajaran yang menciptakan lingkungan sedemikian akan berdampak sangat buruk tidak hanya pada proses dan hasil pembelajaran, tetapi juga pada aspek-aspek lainnya.
  • Level aktivitas

Tingkatan (level) aktivitas pembelajaran yang diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan cukup usaha (tidak terlalu gampang dan tidak terlalu susah) akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang optimal.
  • Optimisme

Bangun dan tunjukkan optimisme anda sebagai guru, sehingga siswa-siswa akan tertular dan merasakan energi positif yang dimliki oleh guru. Optimisme bahwa semua dapat belajar dengan baik perlu ditunjukkan oleh guru baik dalam bentuk-bentuk eksplisit dari kata-kata, maupun dalam bentuk implisit, misalnya bahasa tubuh dan mimik yang ditunjukkan guru saat berinteraksi dengan semua siswanya.

Demikian tulisan tentang Lingkungan Belajar dan Pembelajaran dari blog PTK dan Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat. Salam.

Saturday, March 30, 2013

Download Kisi-Kisi UKA / Kisi-Kisi UKG untuk Sertifikasi Guru Tahun 2013

Download Kisi-Kisi UKA / Kisi-Kisi UKG untuk Sertifikasi Guru Tahun 2013

Anda Calon Peserta Sertifikasi Guru tahun yang harus mengikuti UKA (Uji Kompetensi Awal) atau UKG (Uji Kompetensi Guru) tahun 2013? Apakah anda sudah siap mengikuti uji kompetensi tersebut? Sudahkah anda memiliki kisi-kisi UKA  2013 / UKG 2013? Jika belum anda dapat mendownloadnya sesuai dengan mata pelajaran / bidang sertifikasi yang anda rencanakan.

Oh ya, mungkin sebelum mendownload kisi-kisi tersebut ada baiknya pula anda membaca dulu Jadwal pelaksanaan Uji Kompetensi (yang dulu dikenal sebagai UKA atau UKG) telah dikeluarkan oleh Kepala BPSDMP dan PMP Kementerian pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 22 Maret 2013 lalu, yang rencananya akan di gelar pada Bulan Mei 2013 mendatang. Pada tulisan sebelumnya di blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model Pembelajaran telah di publikasikan Bagaimana Cara Mengecek Daftar Calon Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2013 – 2015, jika anda belum terdaftar ada baiknya segera memverifikasi melalui AP2SG (Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru).

Karena masih cukup lamanya lagi waktu pelaksanaan Uji Kompetensi tahun 2013, maka anda tentu masih punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri agar meraih kesuksesan dalam menghadapinya.

Download Kisi-Kisi Soal UKA 2013 / Kisi-Kisi Soal UKG 2013 untuk Calon Peserta Sertifikasi Guru
Silakan klik pada link yang disediakan, sesuai bidang sertifikasi yang anda rencanakan akan ikuti ujiannya.


































Demikian link-link download Download Kisi-Kisi UKA 2013 / Kisi-Kisi UKG 2013 untuk guru calon peserta Sertifikasi Guru (Sergur) tahun 2013 – 2015. Semoga sukses.

Wednesday, March 27, 2013

Fakta-Fakta Seputar Kurikulum 2013

Blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan mengulas tentang Fakta-Fakta Pro Kontra Seputar Pemberlakuan Kurikulum 2013 di bulan Juli tahun 2013 nanti. Mari disimak.

Apakah Kurikulum 2013 itu?

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang merupakan lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dikembangkan pada tahun 2004 lalu, yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Pemberlakuan kurikulum baru ini menurut pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersifat urgen dan harus dilaksanakan secepatnya di tahun ajaran baru nanti.

Apa Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)?

Elemen perubahan Kurikulum 2013 didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi dan Standar Penilaian. Berikut screen shoot slide Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 terkait elemen-elemen perubahan pada Kurikulum 2013.

Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013 - 2
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013 - 3
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum - 4
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013 - 5
Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Mengapa Berbagai Pihak Menolak Kurikulum 2013?

Meskipun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menyampaikan opini tentang Kurikulum 2013 di Kompas pada Jumat, 8 Maret 2013 (baca di sini), gelombang aksi penolakan terus berlanjut. Beberapa pihak yang menolak pemberlakuan Kurikulum 2013 antara lain:
  • Indonesia Corruption Watch (ICW) 
  • Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
  • Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ)
  • Aliansi Revolusi Pendidikan

Pihak-pihak yang menggelar aksi tolak kurikulum 2013 ini juga mengusung isu penghentian ujian nasional (UN) dan penghapusan komersialisasi pendidikan. Berbagai alasan yang dikemukakan pihak-pihakyang menolak Kurikulum 2013 antara lain:
  • Bila kurikulum 2013 diterapkan, maka ratusan ribu guru akan di-PHK. Mereka akan terancam kehilangan pekerjaan, terhambat karier dan kehilangan kesempatan mengembangkan ilmunya. Kurikulum 2013 mengacu pada pemborosan uang rakyat, pembodohan guru. (Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti).
  • Setidaknya ada delapan alasan petisi Tolak Kurikulum 2013 ini," kata Koordinator Monitoring Kebijakan Publik ICW, Febri Hendri. Berikut petikannya: : (1) proses perumusan kebijakan perubahan kurikulum tidak terencana dan terburu-buru; (2) mekanisme perubahan kurikulum tidak mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP); (3) pemerintah ditengarai tidak melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah diterapkan sejak tahun 2006; (4) Kurikulum 2013 cenderung mematikan kreatifitas guru dan tidak mempertimbangkan konteks budaya lokal, karena guru telah diberikan buku pegangan dan silabus yang isinya sama sekali tanpa memikirkan konteks lokal; (5) target training master teacher terlalu ambisius, sementara buku untuk guru belum dicetak; (6) anggaran kurikulum 2013 mencapai angka fantastis, yaitu Rp 2,49 triliun, lebih dari setengahnya yaitu Rp 1,3 triliun, akan digunakan untuk proyek pengadaan buku yang berpotensi dikorupsi; (7) pemerintah belum mengeluarkan dokumen kurikulum 2013 resmi.Sehingga muncul pertanyaan, bagaimana penyusunan buku dapat dilakukan jika dokumen kurikulum 2013 saja sampai saat ini belum resmi? (8) pengadaan buku untuk Kurikulum 2013 merupakan proyek pemborosan, padahal setiap tahun sejak 2008, pemerintah aktif membeli hak cipta buku sekolah elektronik (BSE).
Sepertinya, bila kita memerhatikan berbagai gelombang demonstrasi dan desakan dari pihak-pihak yang menolak pemberlakuan Kurikulum 2013 di tahun  pelajaran 2013/2014 mendatang lebih karena kesan terburu-burunya penetapan Kurikulum ini dan kekhawatiran akan penyimpanan dana yang besar. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setuju bila Kurikulum 2013 diterapkan di tahun pembelajaran 2013/2014 di bulan Juli nanti?

Sumber:

Bahan  Uji Publik Kurikulum 2013, Kemdikbud.
Desain Induk Kurikulum 2013, Kemdikbud.
Tolak Kurikulum 2013
Ini Dia Alasan Kurikulum Baru Harus Ditolak

Terima kasih telah membaca artikel tentang Fakta-Fakta Seputar Kurikulum 2013 di blog PTK dan Model Pembelajaran. Salam.

Thursday, March 21, 2013

Penerapan Pendekatan STM – Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran

Tahukah anda apa itu pendekakatan STM (sains teknologi masyarakat)? Bahasan kali ini di blog PTK dan Model Pembelajaran adalah tentang Penerapan Pendekatan STM – Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran. Selamat menyimak.

Apakah yang Dimaksud dengan Pendekatan STM (Sains Teknologi dan Masyarakat) itu?

Dalam bahasa aslinya (Bahasa Inggris), pendekatan STM (Sains Teknologi dan Masyarakat) dikenal sebagai Science Technology and Society Approach (Science = sains; Technology = teknologi; Society = masyarakat; dan Approach = pendekatan). Di Indonesia, pendekatan STM ini mulai diperkenalkan di tahun 1990. Di negara pengembangnya, yaitu Inggris dan Amerika, pendekatan STM atau STS ini telah banyak digunakan dalam pembelajaran sejak tahun 1970-an.

Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) adalah suatu usaha untuk menyajikan sains (IPA) melalui pemanfaatan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan sains teknologi dan masyarakat melibatkan siswa dalam penentuan tujuan pembelajaran, prosedur pelaksanaan pembelajaran, pencarian informasi bahan pembelajaran dan bahkan pada evaluasi belajar. Tujuan utama pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM) yaitu agar dihasilkan siswa-siswa yang memiliki bekal ilmu dan pengetahuan agar nantinya mampu mengambil keputusan-keputusan terkait masalah-masalah dalam masyarakat.

Pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM) berlandaskan 3 hal yaitu:
  1. Hubungan erat antara sains, teknologi dan masyarakat.
  2. Proses belajar-mengajar didasarkan kepada teori konstruktivisme, dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya saat berinteraksi dengan lingkungan.
  3. Ada 5 ranah pembelajaran, yaitu (1) ranah kognitif, (2) ranah afektif, (3) ranah proses sains, (4) ranah kreativitas, dan (5) ranah hubungan dan aplikasi.

Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) mengusung Teori Konstruktivisme, di mana pada pendekatan ini siswa membangun sendiri pemahamannya tentang bahan-bahan pembelajaran. Selain itu pendekatan STM ini juga mengakomodasi contextual teaching and learning approach (pendekatan pembelajaran kontekstual), di mana siswa langsung diajak untuk memahami sains sesuai dengan keadaan nyata yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Di dalam pendekatan STM, lingkungan tidak hanya berwujud lingkungan fisik di mana siswa dapat mempelajari fenomena-fenomena alam abiotik (makhluk tak hidup) maupun fenomena-fenomena alam biotik (makhluk hidup), tetapi juga mempelajari dampaknya terhadap society (lingkungan masyarakat).

Mengapa Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) ini Perlu Diterapkan ?

Salah satu tujuan penting pembelajaran sains adalah lahirnya individu-individu yang selalu responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus peka terhadap isu-isu sosial yang timbul sebagai dampak dari perkembangan tersebut. Pendekatan STM dalam pembelajaran tentu dapat mengakomodir tujuan penting ini, karena dalam pendekatan STM (science technology and society approach) ini, siswa juga diajarkan untuk memperhatikan masalah-masalah yang kemudian muncul sebagai dampak lain dari penggunaan teknologi-teknologi baru dalam kehidupan bermasyarakat. Dampak dari perkembangan sains dan teknologi di sini bukan hanya artian dampak negatif, tetapi juga dampak positifnya. Perlu dicatat bahwa sains dan teknologi serta masyarakat (society) mempunyai hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Dengan memahami hakikat sains, teknologi dan perkembangannya serta dampaknya bagi masyarakat, maka siswa akan menjadi individu yang pada saatnya nanti terjun ke masyarakat dapat mengambil keputusan-keputusan / kebijakan-kebijakan yang tepat dalam kehidupannya sehari-hari. Selain itu, sudah barang tentu konsep-konsep dan proses-proses sains yang dipelajarinya di bangku sekolah bersesuaian dengan konsep-konsep dan proses-proses sains yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-Ciri Pendekatan Sains-Teknologi dan Masyarakat (STM) yang Dapat Dilihat dalam Pembelajaran

Adapun ciri-ciri pendekatan sains teknologi dan masyarakat apabila diterapkan ke dalam sebuah pembelajaran, maka kita akan dapat melihat hal-hal berikut:
  • Masalah yang diangkat sebagai bahan pembelajaran bersifat setempat, nyata (real life situation), penting (bermakna) dan berdampak pada siswa
  • Saat kegiatan pembelajaran dipergunakan sumber daya setempat (dapat berupa narasumber (orang), benda-benda, lingkungan fisik (biotik dan abiotik) atau lingkungan sosial (masyarakat / society) dalam upaya untuk memperoleh informasi-informasi agar bisa dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang telah diangkat sebagai bahan pembelajaran
  • Pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM) menuntuk semua siswa untuk ikut serta terlibat secara aktif untuk memperoleh informasi-informasi untuk memecahkan masalah yang diangkat dalam kegiatan pembelajaran yang bersumber dari situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pada umumnya penerapan science technology and society approah (pendekatan sains teknologi dan masyarakat) ini membutuhkan alokasi yang lebih banyak dibanding pendekatan tradisional. Untuk itu seringkali dibutuhkan perpanjangan waktu belajar siswa saat di sekolah maupun di luar jam belajar sekolah (di rumah)
  • Agar ,masalah yang diangkat dalam pembelajaran mempunyai makna yang mendalam bagi siswa maka masalah difokuskan pada dampak-dampak sains dan teknologi bagi siswa itu sendiri
  • Materi pembelajaran yang dibelajarkan kepada siswa saat menerapkan pendekatan STM (sains teknologi dan masyarakat) ini meliputi produk-produk (fenomena alam, gejala alam, konsep, prinsip, fakta, teori dan hukum-hukum dalam sains) dan proses-proses sains (metode ilmiah pemecahan masalah sains)
  • Pembelajaran yang juga menekankan materi pembelajaran berupa proses sains (tidak sekedar produk) akhirnya akan memberikan siswa keterampilan sains yang mantap yang nantinya dapat mereka gunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sains dan teknologi dalam hubungannya dengan masyarakat
  • Penerapan pendekatan STM memberikan kesempatan kepada siswa untuk mulai memiliki kesadaran diri akan kemungkinan karier yang akan mereka miliki di masa mendatang yang tentu saja berkaitan dengan sains dan teknologi serta masyarakat
  • Saat guru menggunakan penerapan sains teknologi dan masyarakat dalam sebuah pembelajaran dan mengangkat isu-isu atau masalah dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari, maka siswa mendapatkan sebuah kesempatan untuk berperan sebagai seorang warga masyarakat (warga negara) di mana mereka akan belajar memecahkan maslah-masalah tersebut
  • Pada sebuah pembelajaran dengan penerapan sains teknologi dan masyarakat, siswa-siswa saat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan belajar mencermati apa dan bagaimana dampak sains dan teknologi di masa depan.
  • Adalah ciri khas lain pembelajaran STM, yaitu adanya kebebasan atau otonomi dalam proses belajar, sehingga mereka benar-benar membangun sendiri pengetahuan dan pemahamannya tentang sains, teknologi, dan masyarakat

Kelebihan Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat)

Beberapa kelebihan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) antara lain: 
  • Siswa dapat melihat hubungan (nilai) tentang apa-apa yang mereka pelajari di bangku sekolah dengan kehidupan nyata sehari-hari (real life situation)
  • Siswa dapat melihat relevansi teknologi yang digunakan saat ini dengan konsep-konsep dan prinsip sains yang sedang mereka pelajari
  • Siswa menjadi lebih kreatif, hal ini akan terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan karena besarnya rasa ingin tahu mereka. Mereka juga menjadi lebih mudah dan terampil mengidentifikasi penyebab atau dampak penggunaan suatu teknologi
  • Siswa dapat melihat bahwa sains adalah alat yang dapat digunakan / mampu memecahkan masalah-masalah
  • Siswa akan menyadari bahwa proses-proses sains penting untuk dipelajari karena mereka merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai dalam tujuan memecahkan suatu masalah
  • Siswa akan mempunyai retensi yang kuat terhadap pembelajaran yang dilangsungkan karena berlandaskan konstruktivisme dan kontekstual

Langkah-Langkah / Sintaks Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat)

Bila anda tertarik untuk melaksanakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM) di kelas anda, maka langkah-langkah pembelajaran pendekatan STM ini perlu diperhatikan. Menurut Robert E. Yager (1992) sintak model pembelajaran STM adalah sebagai berikut:
 
Langkah-Langkah / Sintak :

Fase 1 (Invitasi)

Pada fase pertama ini (invitasi) guru mengundang siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Guru mulai menggali isu atau masalah dari siswa. Untuk melakukan ini guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk memunculkan permaslahan. Jika penggalian isu atau masalah dari siswa ini sukses, maka siswa akan lebih mudah termotivasi dalam mengikuti tahapan pembelajaran berikutnya. Selanjutnya guru mencoba membantu siswa untuk menghubungkan pembelajaran baru yang akan mereka jalani dengan pembelajaran sebelumnya, yang kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang materi pokok pembelajaran dan manfaat praktis yang akan didapat bila mempelajarinya dengan baik.

Fase 2 (Eksplorasi)

Pada fase kedua (eksplorasi), siswa di bawah arahan dan fasilitasi guru membentuk kelompok-kelompok yang selanjutnya setiap kelompok akan mencoba merancang dan melakukan kegiatan eksperimen atau percobaan untuk mengumpulkan data. Pada tahapan ini mereka akan berlatih menggunakan keterampilan proses sains. Selain itu siswa juga akan diajak untuk lebih mempertajam bagaimana melakukan kerja ilmiah dan efeknya, mereka akan memiliki sikap ilmiah. Fase kedua ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang telah mereka peroleh melalui kegiatan percobaan atau eksperimen.

Fase 3 (Pengajuan Eksplanasi dan solusi)

Pada fase ketiga (pengajuan eksplanasi dan solusi) siswa akan berusaha membangun sendiri pengetahuannya (sesuai dengan teori konstruktivisme). Mereka akan berdiskusi dan mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi, atau mengapa sesuatu bisa terjadi, selanjutnya mereka akan mencoba menemukan solusi atau pemecahan masalah. Dalam hal ini, tentu saja solusi atau pemecahan masalah yang diberikan sesuai dengan informasi-informasi yang mereka peroleh dari kegiatan eksplorasi (fase 2). Pada kegiatan belajar di fase 3 ini, guru dapat membantu kelompok-kelompok dengan mengarahkan mereka apabila tengah menuju kepada kesimpulan yang bias atau bahkan keliru. Guru dapat membantu mengarahkan mereka agar penjelasan (ekplanasi) dan penentuan solusi (pemecahan masalah) didasarkan pada informasi yang telah mereka dapatkan.

Fase 4 (Tindak Lanjut)

Pada fase keempat (tindak lanjut) yang merupakan fase terakhir dari penerapan pendekatan STM (sains teknologi dan masyarakat) ini, guru membantu siswa untuk menjelaskan fenomena alam berdasarkan konsep-konsep yang baru saja mereka bangun. Selain itu juga membantu siswa menjelaskan berbagai aplikasi untuk memberikan makna terhadap informasi yang baru saja mereka peroleh, dan melakukan refleksi terhadap pemahaman konsep.

Demikian bahasan tentang Penerapan Pendekatan STM – Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran di Blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model-Model Pembelajaran. Sampai Jumpa.

Tuesday, March 19, 2013

Jadwal UKA (Uji Kompetensi Awal) Sertifikasi Guru 2013

Artikel ini diupdate, karena ada perubahan jadwal UKA (Uji Kompetensi Awal) / UKG (Uji Kompetensi Guru tahun 2013).

Apakah anda guru belum bersertifikat pendidik dan merupakan calon peserta sertifikasi tahun 2013 ini? Blog PTK dan Model-Model Pembelajaran akan berbagi informasi tentang UKA (Uji Kompetensi Awal) Sertifikasi Guru 2013. Yuk disimak.

Update:

Perubahan Jadwal Pelaksanaan Uji Kompetensi Tahun 2013

Berdasarkan Surat dari Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (BPSDMP dan PMP) Nomor 05503/J2/LL/2013 tanggal 22 Maret 2013 Perihal Perubahan Jadwal Pelaksanaan Uji Kompetensi Tahun 2013 kepada seluruh Kepala LPMP se Indonesia yang ditandatangani oleh Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Unifah Rosyidi maka jadwal pelaksanaan UKA/UKG mengalami perubahan. Berikut Rinciannya:

Pelaksanaan UKG (Uji Kompetensi Guru) Ditunda Ke Bulan Mei

Pelaksanaan UKG yang ditujukan bagi guru-guru belum bersertifikat (dulu dikenal dengan nama UKA (Uji Kompetensi Awal) untuk tahun 2013 ditunda sampai dengan bulan Mei 2013. Hal dilakukan karena anggaran pelaksanaan UKG masih dalam proses pembahasan ulang untuk proses pencairan.

Verifikasi TUKG dan Penunjukan Operator

Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota diwajibkan melakukan verifikasi kelayakan TUKG (Tempat Uji Kompetensi Guru) dan menunjuk operator yang kompeten untuk menjamin kelancaran dan ketepatan waktu pelaksanaan UKG online. Adapun persyaratan TUKG (Tempat Uji Kompetensi Guru) dan operator dijelaskan di bawah ini.

Persyaratan Tempat UKG Online

  1. Unit kerja pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat berupa lembaga pendidikan dan latihan (PPPPTK dan LPMP) atau lembaga pendidikan (SMP / SMK / SMA).
  2. Memiliki sumber daya manusia yang memahami Local Area Network (LAN) dan terbiasa bekerja dengan internet yang dapat akan ditugasi sebagai tim teknis sistem UKG online.
  3. Memiliki laboratorium komputer minimal 20 unit PC dan 1 server, yang terkoneksi dalam jaringan LAN (wajib pakai kabel).
  4. Spesifikasi PC Client minimal: (a) Processor Intel Pentium 3 - 600Mhz; (b) memory 512 Mb; (c) hard disk free 5 Gb; (d) CDROM - wajib ada untuk booting sistem UKG online; (e) monitor 14 - keyboard; dan (f) mouse standard.
  5.  Spesifikasi server minimal: (a) Processor Intel Pentium 4 - 2,4GHz; (b) memory 2 GB; (c) hard disk free 10 GB; (d) CDROM; (e) monitor 14; (f) terkoneksi dengan jaringan internet minimal 256 kbps; dan (g) UPS (uninteruptible power supply).

Persyaratan Operator TUK (Tempat Uji Kompetensi)

Teknisi UKG adalah guru / teknisi / laboran pada laboratorium komputer yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota atas rekomendasi kepala sekolah yang ketempatan sebagai tempat UKG. Tenisi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. Operator TUK bukan peserta Uji Kompetensi tahun 2013.
  2. menguasai trouble shooting jaringan komputer.
  3. berpengalaman untuk menginstalasi jaringan komputer.
  4. bertanggungjawab terhadap permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan UKG.
  5. memiliki komitmen untuk memastikan kesiapan teknis TUK sebelum pelaksanaan UKG.
  6. memiliki komitmen untuk menjaga kerahasiaan dan kejujuran dalam pelaksanaan UKG.
  7. bergabung di grup facebook UKG Online 2013-Operator-LPMP-BPSDMP

Batas Akhir Ploting Peserta UKG / UKA 2013

Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota yang belum selesai melakukan ploting peserta ke masing-masing TUKG (Tempat Uji Kompetensi Guru) masih diberi kesempatan untuk melakukannya sampai tanggal 30 Maret 2013.

UKG 2013 dan Permasalahan Guru TIK

Sehubungan dengan tidak adanya mata pelajaran TIK pada struktur kurikulum SMP dan SMA tahun 2013, maka UKG tahun 2013 tidak ada mata uji TIK. Oleh karena itu, peserta UKG mata pelajaran TIK dapat merubah ke mata pelajaran lain yang sesuai dengan ketentuan dan persyaratan peserta sertifikasi guru. Perubahan mata pelajaran masih dimungkinkan dan diberi kesempatan sampai dengan tanggal 13 April 2013 (mekanisme perubahan akan disampaikan melalui AP2SG  atau Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru).

Permasalahan tentang NUPTK Peserta UKG yang Masih Salah

Pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan masih terdapat kesalahan pada beberapa NUPTK peserta UKG/UKA tahun 2013. Untuk itu setiap calon peserta dapat mengkoordinasikan dengan Dinas Pendidikan kabupaten / kota dan menkonfirmasikan data yang telah dikirim melalui e-mail untuk diverifikasi ulang kebenaran NUPTK, hasilnya harus telah diterima paling lambat tanggal 30 Maret 2013.

Panduan Pelaksanaan UKG tahun 2013

Buku panduan pelaksanaan UKG 2013 masih dalam proses penyelesaian, dan akan disampaikan kemudian.

Download : Surat Kepala BPSDMP dan PMP Kemendikbud Nomor 05503/J2/LL/2013 tanggal 22 Maret 2013 Perihal Perubahan Jadwal Pelaksanaan Uji Kompetensi Tahun 2013

Download Kisi-Kisi Soal UKA 2013 / UKG 2013
 
Artikel Semula:

Apakah yang Dimaksud dengan UKA (Uji Kompetensi Awal) itu?

UKA atau Uji Kompetensi Awal adalah  tes yang harus diikuti oleh calon peserta sertifikasi yang telah memilih pola PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) atau calon peserta yang mengikuti Pola Portofolio (PF) tetapi dinyatakan Tidak Memenuhi Persyaratan (TMP). Bila peserta UKA dinyatakan belum lulus UKA maka mereka wajib mengikuti diklat pasca UKA atau mengembangkan diri secara mandiri untuk kembali mengikuti UKA di tahun berikutnya.

UKA 2013 Online, Benarkah?

Pada tahun 2012 lalu, Uji Kompetensi Awal (UKA) dilaksanakan secara tertulis. Pada tahun 2013 ini akan akan perbedaan signifikan dalam pelaksanaannya, yaitu akan dilakukan secara online di sekolah-sekolah yang merupakan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditentukan. Tahun 2012 lalu Uji Kompetensi Guru (UKG) dilakukan bagi guru bersertifikat (telah lulus sertifikasi), maka Uji Kompetensi Guru di tahun 2013 adalah bentuk baru dari Uji Kompetensi Awal (UKA) bagi guru calon peserta sertifikasi tahun 2013 ini.

Kapan Uji Kompetensi Awal (UKA) online 2013 Dilaksanakan?

Berdasarkan Surat Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik atas nama Kepala Badan pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 1 Maret 2013 kepada seluruh Kepala LPMP di Seluruh Indonesia, pelaksnaan UKA online direncanakan tanggal 2 – 12 April 2013.

Apakah UKA atau Uji Kompetensi Awal 2013 Murni Dilakukan Secara Online ?

Ternyata pada pelaksanaan UKA 2013 masih diberikan kesempatan kepada sebagian calon peserta sertifikasi guru untuk mengikuti Uji Kompetensi Awal (UKA) secara manual (tertulis). Adapun jadwal pelaksanaan UKA 2013 secara manual direncanakan pada tanggal 8 April 2013.

Kapan Penempatan Peserta UKA 2013 ke TUK (Tempat Uji Kompetensi) ?

Karena disetiap kabupaten/kota terdapat lebih dari satu Tempat Uji Kompetensi (TUK), maka calon peserta sertifikasi guru yang akan mengikuti UKA akan dibagi-bagi. Penetapan lokasi Uji Kompetensi pada TUK-TUK yang telah ditunjuk akan ditentukan pada tanggal 6 – 11 Maret 2013.
Surat Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik atas nama Kepala Badan pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0412/J2/LL/2013 tanggal 1 Maret 2013 kepada seluruh Kepala LPMP di Seluruh Indonesia
Surat Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik atas nama Kepala Badan pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0412/J2/LL/2013 tanggal 1 Maret 2013 kepada seluruh Kepala LPMP di Seluruh Indonesia

Hal Penting Lainnya yang Harus Diperhatikan oleh Calon Peserta Sertifikasi Guru tahun 2013

Salah satu hal penting yang harus anda perhatikan sebagai calon peserta sertifikasi guru tahun 2013 adalah apakah data anda sudah terverifikasi pada Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG)?Oh ya, untuk menambah pengetahuan anda saja tentang sertifikasi guru, bahwa verifikasi data di si AP2SG berlaku juga untuk calon peserta sertifikasi guru hingga tahun 2015. Jadi pastikan nama anda tercantum di sana. Untuk mencek atau memverifikasi data anda pastikan anda telah membuka situs resmi sertifikasi guru dari kementerian pendidikan dan kebudayaan serta membaca tulisan di blog PTK dan Model-Model Pembelajaran ini tentang Cara Memverifikasi Data Calon Peserta Sertifikasi Guru tahun 2013 (Data Guru Belum Bersertifikat). Demikian info dari kami tentang Jadwal Persiapan dan Pelaksanaan UKA untuk Sertifikasi Guru tahun 2013, semoga bermanfaat.

Friday, March 15, 2013

Cara Menulis Kesimpulan pada Laporan PTK

Apakah anda sedang menulis laporan PTK (penelitian tindakan kelas)? Berikut ini blog PTK (penelitian tindakan kelas) dan model-model pembelajaran akan mencoba menguraikan bagaimana cara menulis kesimpulan pada sebuah laporan ptk. Tulisan kali ini juga akan disertai dengan contoh-contoh sehingga diharapkan akan memperjelas dan mempermudah anda dalam memahaminya. Berikut kita simak sama-sama.

Prinsip-Prinsip Penulisan Kesimpulan / Simpulan

Sebelum kita mulai ke bahasan utama tentang cara menulis kesimpulan / simpulan pada laporan ptk, terlebih dahulu kita harus memahami prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam merumuskan kesimpulan pada sebuah laporan penelitian. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah: (1) kesimpulan ditulis sebagai pernyataan singkat; (2) kesimpulan penelitian tindak lagi memuat bahasa statistik/hasil analisis data/angka-angka; (3) kesimpulan adalah gambaran umum dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah ditulis di bab IV; (4) kesimpulan selalu merujuk pada rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan;
cara menulis kesimpulan pada laporan ptk
cara menulis kesimpulan pada laporan ptk

(1) kesimpulan ditulis sebagai pernyataan singkat;

Tujuan penulisan kesimpulan pada bab V sebuah laporan penelitian tindakan kelas adalah untuk memberikan informasi secara cepat kepada pembaca tentang hasil penelitian yang telah diperoleh. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai tujuan tersebut kesimpulan harus ditulis dalam bentuk pernyataan singkat, tidak bertele-tele.

(2) kesimpulan penelitian tidak lagi memuat bahasa statistik/hasil analisis data/angka-angka;

Kesalahan yang sering ditemukan dalam sebuah kesimpulan di bagian laporan ptk adalah masih dimuatnya bahasa yang sulit dipahami secara langsung oleh pembaca. Kesulitan dapat dialami pembaca saat memahami kalimat-kalimat simpulan yang masih mengandung angka-angka atau skor-skor dari analisis data. Kesimpulan pada sebuah laporan ptk tidak boleh demikian. Seyogyanya justru kalimat-kalimat disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh orang awam sekalipun.

(3) kesimpulan adalah gambaran umum dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah ditulis di bab IV;

Kesalahan lain yang sering terjadi saat seorang peneliti menuliskan kesimpulan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukannya adalah kalimat-kalimat yang ditulis tidak begitu penting dan melenceng dari gambaran umum hasil analisis data dan pembahasan yang telah ditulisnya di bab IV. Kesalahan ini tidak akan terjadi bila peneliti berikap objektif saat menuliskan laporannya.

(4) kesimpulan selalu merujuk pada rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan;

Cara termudah agar saat merumuskan bagian kesimpulan pada laporan ptk adalah dengan merujuk kembali kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan yang terdapat pada bab I. Bila anda ingin berada di jalur yang benar, lihat kembali rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan yang telah ditulis pada bab I tersebut. Klik link berikut untuk panduan Bagaimana Cara Menulis Rumusan Masalah pada Penelitian Tindakan Kelas.

Cara Menulis Bagian Kesimpulan / Simpulan pada Laporan PTK Beserta Contohnya

Baiklah, setelah kita telah memahami apa saja prinsip-prinsip yang harus dipegang saat merumuskan bagian kesimpulan / simpulan pada laporan ptk, maka kini saatnya kita memperhatikan bagaimana cara menulis kesimpulan dan contoh berikut.

Cermati kembali rumusan masalah dan tujuan penelitian tindakan kelas pada bab I. Misalnya pada bab I terdapat rumusan masalah dan tujuan yang berbunyi seperti ini:



RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
  1. Bagaimana aktivitas peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai pada pembelajaran materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari melalui strategi memory cycle?
  2. Bagaimana pengelolaan pembelajaran di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai yang dilakukan oleh guru pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan strategi memory cycle?
  3. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan strategi memory cycle?
Dan tujuan penelitian tindakan kelas berbunyi:


TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
  1. Mendeskripsikan aktivitas peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai pada pembelajaran materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari melalui strategi memory cycle.
  2. Mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai yang dilakukan oleh guru pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan strategi memory cycle.
  3. Mengetahui hasil belajar peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan strategi memory cycle.

Maka berbekal RUMUSAN MASALAH dan TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS di atas, maka KESIMPULAN / SIMPULAN pada laporan PTK seharusnya ditulis:


KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
  1. Aktivitas peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai tahun pembelajaran 2011/2012 pada pembelajaran yang mengacu kepada strategi memory cycle pada materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari di siklus I maupun siklus 2 penelitian tindakan kelas ini berada pada kategori BAIK.
  2. Pengelolaan pembelajaran oleh guru di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai yang tahun pembelajaran 2011/2012 yang telah dilakukan guru pada materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari dengan strategi memory cycle di siklus 1 maupun siklus 2 penelitian tindakan kelas ini juga berada pada kategori BAIK.
  3. Hasil belajar peserta didik kelas VIIIB SMP Negeri 4 Amuntai tahun pembelajaran 2011/2012 pada materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari mengalami peningkatan dibanding tahun pelajaran 2010/2012 setelah menggunakan strategi memory cycle.

Perhatikan ketiga komponen laporan PTK tersebut, semuanya membentuk suatu benang merah, yaitu tentang aktivitas peserta didik, pengelolaan pembelajaran oleh guru, dan hasil belajar peserta didik. Ketiganya bahkan dibuat secara berurutan dan tetap menjaga konsistensi bunyi kalimat.

Bagaimana? Apakah anda sudah memahami bagaimana cara membuat kesimpulan pada sebuah laporan penelitian tindakan kelas untuk ptk yang telah anda lakukan? Saya yakin anda bisa memahami dan dengan mudah menerapkannya pada penelitian anda.

Baca juga:
Cara menulis abstrak
Cara menulis latar belakang masalah bagian I
Cara menulis latar belakang masalah bagian II
Cara menulis daftar pustaka


Terima kasih telah membaca tulisan yang berjudul Cara Menulis Kesimpulan pada Laporan PTK
pada Blog PTK dan Model-Model Pembelajaran ini. Semoga bermanfaat dan dapat diterapkan. Salam.

Thursday, March 14, 2013

Diseminasi Laporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Blog PTK dan Model Pembelajaran kali ini akan mengangkat bahasan mengenai Diseminasi Laporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Mari kita simak.

Pengertian Diseminasi

Diseminasi dapat diartikan secara sederhana sebagai “menyebarluaskan”. Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh seorang guru atau calon guru sangat pertlu untuk didiseminasikan. Tujuan utamanya adalah agar penelitian yang telah dilakukan itu dapat diketahui oleh orang banyak. Sasaran diseminasi PTK umumnya terbatas untuk kalangan pendidik (guru), mahasiswa calon guru, dan praktisi pendidikan lainnya. Dengan adanya pengetahuan bahwa telah dilakukan suatu penelitian tindakan kelas untuk mengatasi suatu permasalahan tertentu dalam pembelajaran di kelas, maka orang lain yang mungkin juga mempunyai masalah yang serupa dapat mencoba mengimplementasikan hasil PTK itu lagi di kelasnya. Atau, mungkin juga dilakukan modifikasi, tindak lanjut, adaptasi, dan sebagainya terkait hasil-hasil PTK yang telah didiseminasikan. Lalu, bagaimanakah cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang peneliti setelah selesai menulis laporan dan ingin mendiseminasikannya?

Cara-Cara Mendiseminasikan Laporan PTK

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti yang ingin melakukan diseminasi hasil-hasil PTK yang dilakukannya, antara lain melalui media cetak dan tatap muka.

Diseminasi PTK Melalui Media Cetak

Media cetak yang dapat menjadi media untuk menyebarluaskan hasil-hasil PTK adalah jurnal, majalah, atau buletin. Tentu saja jurnal, majalah, dan buletin yang dimaksud di sini adalah media cetak yang memang mempunyai tema yang sesuai dengan praktik-praktik pendidikan. Telah banyak jurnal-jurnal, majalah-majalah, atau buletin-buletin yang di dalamnya memuat berbagai artikel ilmiah sebagai media untuk mendiseminasikan hasil penelitian tindakan kelas. Satu hal yang mesti diperhatikan agar seorang peneliti dapat mendiseminasikan laporannya melalui media cetak adalah dipenuhinya tata cara penulisan yang berlaku untuk media cetak yang bersangkutan. Biasanya laporan ptk, agar dapat diterbitkan melalui media cetak harus terlebih dahulu ditulis ulang dalam bentuk artikel dengan jumlah halaman yang terbatas.

Diseminasi PTK Melalui Tatap Muka

Berbagai kegiatan tatap muka dapat dijadikan pilihan cara untuk mendiseminasikan laporan ptk (penelitian tindakan kelas). Beberapa di antaranya adalah rapat guru, KKG atau MGMP, dan seminar.

Diseminasi Laporan PTK Melalui Rapat Guru

Di setiap lembaga pendidikan (sekolah/madrasah) selalu diadakan rapat dewan guru secara berkala. Umumnya minimal satu bulan sekali. Pada kesempatan seperti ini, peneliti dapat meminta waktu agar dialokasikan dalam agenda rapat guru untuk kesempatan mengadakan deseminasi laporan ptk yang telah ditulisnya. Pihak otoritas sekolah, dalam hal ini kepala sekolah tentunya tidak akan berkeberatan bila salah seorang guru meminta waktu untuk menyampaikan hasil penelitian tindakan kelas (ptk) yang telah dilakukannya. Penyampaian hasil ptk oleh salah satu guru akan mendorong iklim bekerja secara profesional di sekolah bagi guru-guru lain.

Diseminasi PTK Melalui KKG atau MGMP

Melakukan diseminasi hasil-hasil ptk di dalam kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) atau MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) tentu sangat baik sekali. Di dalam kegiatan KKG dan MGMP, seorang guru peneliti dapat menyampaikan apa-apa yang telah diperolehnya melalui penelitian yang dilakukannya di sekolahnya. Guru-guru lain dapat memberikan tanggapan berupa masukan-masukan yang bersifat membangun bagi penyempurnaan ptk yang telah dilakukan guru yang bersangkutan. Selain itu, melakukan diseminasi ptk di forum-forum semacam KKG dan MGMP akan membuat kegiatan organisasi yang beranggotakan guru-guru ini sejalan dengan misi yang diembannya yaitu meningkatkan profesionalitas anggotanya.
cara-cara mendiseminasikan laporan ptk (penelitian tindakan kelas)
seminar adalah salah satu cara mendiseminasikan laporan ptk (penelitian tindakan kelas)

Diseminasi PTK Melalui Seminar

Pada beberapa kesempatan, acapkali diadakan seminar. Nah, pada kegiatan seminar dapat ditampilkan pemaparan tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru. Seminar tentu saja melibatkan audien yang besar jumlahnya. Tujuan diseminasi (penyebarluasan) hasil-hasil ptk yang telah diperoleh akan dapat terpenuhi.

Demikian tulisan kali ini tentang Diseminasi Laporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dari blog sederhana, blog PTK dan Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan berikutnya. Salam.

Wednesday, March 13, 2013

Permasalahan di Kelas dan Hubungannya dengan Materi Prasyarat, Perbaikan, serta Pengayaan

Blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan menyajikan tulisan tentang materi prasyarat, materi perbaikan, dan materi pengayaan dan hubungannya dengan permasalahan di kelas. Sebagaimana kita semua sudah maklum, bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas seringkali menemukan berbagai hambatan. Beberapa hambatan yang terjadi di dalam kelas terkait dengan materi pembelajaran, paling tidak dapat dikategorikan menjadi 3 macam. Adapun ke-3 macam hambatan yang dapat terjadi itu yaitu (1) siswa belum memiliki bekal pengetahuan (pengetahuan prasyarat); (2) siswa mengalami kesulitan selama kegiatan pembelajaran, dan (3) siswa terlalu cepat menguasai materi pembelajaran sehingga menimbulkan gap (jurang) dengan kawan-kawannya yang lain. Berikut kita ulas satu per satu.

#1. Siswa Belum Memiliki Bekal Pengetahuan (Pengetahuan Prasyarat)

Beberapa siswa di dalam kelas biasanya akan kesulitan untuk memulai mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru karena mereka belum memiliki pengetahuan psyarat (prequisite knowledge). Apa yang dimaksud dengan pengetahuan prasyarat? Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Siswa yang tidak menguasai penjumlahan akan kesulitan mengikuti pembelajaran tentang perkalian. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Istilah yang lebih familiar bagi anda mungkin adalah pre-tes. Nah, bila hasil tes tersebut menunjukkan siswa ternyata belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi prasyarat atau bahan pembekalan (matrikulasi). Bahan pembekalan untuk matrikulasi ini dapat diambil guru dari materi-materi atau modul-modul di bawahnya.
permasalahan di kelas dan hubungannya dengan materi pembelajaran
permasalahan di kelas dan hubungannya dengan materi pembelajaran

#2. Siswa Mengalami Kesulitan Selama Kegiatan Pembelajaran

Masalah kedua yang mungkin akan ditemui oleh guru terkait materi pembelajaran di kelas adalah siswa mengalami kesulitan selama kegiatan pembelajaran, bukan karena ia tidak memiliki pengetahuan prasyarat (bekal pengetahuan / bekal awal). Saat proses pembelajaran ternyata siswa mengalami kesulitan atau hambatan untuk menguasai materi pembelajaran. Untuk ini, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul remidial. Pemberian materi remidial disebut dengan pembelajaran remidial. Biasanya dilakukan di akhir unit pembelajaran setelah didapat nilai formatif siswa pada unit pembelajaran tsb rendah dibanding kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

#3. siswa terlalu cepat menguasai materi pembelajaran sehingga menimbulkan gap (jurang) dengan kawan-kawannya yang lain

Sebenarnya masalah yang ketiga ini bukanlah masalah serius. Akan tetapi masalah ini akan selalu muncul bersama kehadiran masalah kedua di atas. Bila ada siswa yang harus mengikuti program perbaikan untuk menerima materi perbaikan (remidial),maka otomatis juga akan ada siswa yang harus mendapatkan materi pengayaan (enrichment). Siswa yang dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran harus disediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi. Hal ini penting dilakukan agar siswa-siswa yang berada pada tataran ini tidak membuat ulah di kelas saat sedang dilakukan remidial. Selain itu, yang terpenting, bukankah waktu yang mereka miliki lebih baik dimanfaatkan untuk mempelajari topik tersebut secara lebih luas dan mendalam melebihi tuntutan standar?

Demikian tulisan tentang Permasalahan di Kelas dan Hubungannya dengan Materi Prasyarat, Perbaikan, serta Pengayaan dari blog PTK dan Model-Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat.

Friday, March 8, 2013

Sertifikasi Guru 2013, Daftar Calon Peserta Sergur

Blog PTK dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan mencoba membantu kawan-kawan guru yang mungkin ingin mengetahui informasi tentang Daftar Calon Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2013.

Situs Resmi Sertifikasi Guru dari Kemdiknas

Saat ini banyak informasi tentang sertifikasi guru untuk tahun 2013 mendatang bertebaran di dunia maya. Kebanyakan memang bertujuan untuk membantu kawan-kawan guru untuk mendapatkan informasi terbaru tentang sertifikasi guru, sebagian lagi justru membuat bingung. Situs resmi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional untuk Sertifikasi Guru tahun 2013 dapat dilihat di http://sergur.kemdiknas.go.id/. Pada situs atau website resmi Kemdiknas ini kawan-kawan akan dapat memperoleh banyak informasi yang valid dan tidak akan menyesatkan. Beberapa informasi yang disediakan pada website ini antara lain:

Verifikasi Data Calon Peserta Sertifikasi Guru untuk tahun 2013 dan tahun-tahun selanjutnya

Di bagian ini, kawan-kawan guru dapat mencek apakah nama kawan-kawan sudah termasuk di dalam Daftar Guru Belum Bersertifikat Pendidik. Bila nama kawan-kawan guru sudah masuk, maka lanjutkan dengan mencek  NUPTK, nama, tempat tugas,  pendidikan, usia, masa kerja, dan golongan sudah benar. Cara mencek data kawan-kawan akan diuraikan selanjutnya di artikel ini.

Terkini

Menu ini berisi informasi terkini dari website http://sergur.kemdiknas.go.id. Beberapa informasi yang bisa kita beroleh dari bagian ini misalnya:
Bahan ajar diklat guru pasca Uji Kompetensi Awal (UKA) 2012
SK Penetapan Peserta OSN Guru dan undangan OSN Guru
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Guru Pasca Uji Kompetensi Awal (UKA) 2012

NUPTK

Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) adalah salah satu dari data penting yang harus selalu benar agar Sertifikasi Guru berjjalan dengan lancar. Kawan-kawan guru dapat memastikan apakah NUPTK sudah benar atau masih ada kesalahan. Pada bagian ini kawan-kawan akan dihubungkan dengan situs http://psdmp.kemdiknas.go.id

Fitur Lainnya dari website resmi Sertifikasi Guru 2013

Beberapa fitur lain yang disediakan di website resmi milik Kementerian Pendidikan Nasional untuk Sertifikasi Guru ini adalah:
  • Buku Pedoman Penetapan Peserta Sergur (Sertifikasi Guru)
  • Informasi OSN Guru (Olimpiade Sain untuk Guru)
  • Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru (UKG)
  • Materi PLPG
  • Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal (UKA)
  • Informasi Calon Peserta Sertifikasi Guru

Daftar Calon Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2013

Untuk mencek nama kawan-kawan guru apakah sudah masuk dalam Daftar Nama Calon Peserta Sertifikasi Guru tahun 2013 dan tahun-tahun berikutnya silakan ikuti langkah-langkah berikut:
  1. Klik / masuk ke situs resmi sertifikasi guru tahun 2013 di http://sergur.kemdiknas.go.id/index.php?pg=home
  2. Maka kawan-kawan guru akan melihat tampilan berikut:
    website resmi sertifikasi guru tahun 2013
    website resmi sertifikasi guru tahun 2013
  3. Pada bagian bawah fitur Verifikasi Data klik Daftar guru belum bersertifikat pendidik. Perhatikan gambar berikut:
    verifikasi data daftar guru belum bersertifikat pendidik
    verifikasi data daftar guru belum bersertifikat pendidik
  4. Setelah itu kawan-kawan guru akan diarahkan pada halaman berikut:
    cara mencek data guru calon peserta sergur
    cara mencek data guru calon peserta sergur
  5. Ada dua opsi yang dapat kawan-kawan guru lakukan untuk mencek data: (1) dengan mengklik Kriteria; atau (2) dengan mengklik Pencarian
  6. Bila anda menklik Kriteria, maka kawan guru akan di bawa pada daftar calon peserta sertifikasi guru per propinsi hingga kabupaten / kota. Kawan tinggal memilih propinsi dan kabupaten / kota kawan, lalu klik Tampilkan. Hasilnya, akan muncul daftar nama calon peserta, 20 orang setiap halaman. Perhatikan contoh berikut:
    daftar guru belum bersertifikat pendidik per kabupaten
    daftar guru belum bersertifikat pendidik per kabupaten
  7. Bila kawan guru mengklik Pencarian, maka kawan guru dapat langsung mencek data secara pribadi dengan memasukkan NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) yang kawan miliki, lalu klik tombol Pencarian. Tunggu beberapa saat, dan kawan akan langsung dapat mencek data kawan apakah sudah benar atau masih ada kesalahan. Lihat contoh berikut:
    hasil pencarian peserta sertifikasi 2013 secara individual
    hasil pencarian peserta sertifikasi 2013 secara individual
Demikian informasi yang dapat dibagi oleh blog PTK dan Model Pembelajaran tentang Sertifikasi Guru 2013, Daftar Calon Peserta Sergur. Semoga bermanfaat.



Thursday, March 7, 2013

Mind Map, Cara Mudah Mengorganisasi Materi Pembelajaran

Blog PTK dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan berbagi tentang penggunaan mind map (peta pikiran) untuk mempermudah mengorganisasikan materi pembelajaran. Teknik mind map yang dikembangkan oleh Tony Buzan ini pada tahun 1970-an bagus sekali untuk dikenalkan dan dilatihkan kepada siswa-siswa anda. Yuk kita simak sama-sama.

Pengertian Mind Map

Mind map berbeda dengan concept map (peta konsep). Awas, dua istilah ini jangan disamakan. Mind map dalam bahasa Indonesia berarti peta pikiran (dari kata mind = pikiran, dan map = peta). Pengertian mind map, menurut sang pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan pikiran (Tony Buzan dan Barry, 2004). Teknik mencatat melalui peta pikiran (mind map) ini dikembangkan berdasarkan bagaimana cara otak bekerja selama memproses suatu informasi. Selama informasi disampaikan, otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau, pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya melalui pembuatan mind map, informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis, kata, dan warna. Mind map yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan yang saling berkaitan pada cabang-cabangnya.

Manfaat Teknik Mencatat dengan Teknik Mind Map

Ada banyak manfaat atau keunggulan yang dapat diraih bila siswa menggunakan teknik mencatat mind map (peta pikiran) ini dalam kegiatan pembelajarannya, di antaranya:

Mind map meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun kelompok

Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran) ini dalam mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol, gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis pada mind map mereka merangsang pola pikir kreatif.

Mind map memudahkan otak memahami dan menyerap informasi dengan cepat

Catatan yang dibuat dengan teknik mind map dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain, apalagi oleh sang pembuatnya sendiri. Mind map membuat siswa harus menentukan hubungan-hubungan apa atau bagaimana yang terdapat antar komponen-komponen mind map tersebut.Hal ini menjadi mereka lebih mudah memahami dan menyerap informasi dengan cepat.

Mind map meningkatkan daya ingat

Catatan khas yang dibuat dengan mind map karena sifatnya spesifik dan bermakna khusus bagi setiap siswa yang membuatnya (karena melibatkan penggunaan dan pembentukan makna atar komponen mind map), akan dapat meningkatkan daya ingat mereka terhadap informasi yang terkandung di dalam mind map itu.

Mind map dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang terhadap suatu informasi

Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut pandang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau yang mereka terima dari sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya sudut pandang ini memungkinkan mereka untuk memaknai secara khas informasi tersebut dan dituangkan secara khas pada mind map mereka masing-masing.

Mind map dapat memusatkan perhatian siswa

Selama proses pembuatan mind map perhatian siswa akan terpusat untuk memahami dan memaknai informasi yang diterimanya. Ini akan membuat kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

Mencatat dengan teknik mind map menyenangkan

Anak mana yang tak suka pelajaran menggambar sewaktu di sekolah dasar? Bahkan hingga dewasa orang-orang suka menggambar. Teknik menulis menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi siswa, sejelek apapun kemampuan mereka menggambar simbol-simbol. Kegiatan yang menyenangkan selanjutnya akan menimbulkan suasana positif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Mind map mengaktifkan seluruh bagian otak

Selama mencatat dengan teknik mind map kedua belahan otak akan dimaksimalkan penggunaannya. Siswa tidak hanya menggunakan belahan otak kiri terkait pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan belahan otak kanan dengan mencetuskan perasaan dan emosi mereka dalam bentuk warna dan simbol-simbol tertentu selama membuat mind map (peta pikiran).

Bentuk Dasar Mind Map

  • Subjek yang menjadi perhatian utama (tema utama) mengalami kristalisasi dalam bentuk gambar di tengah mind map
  • Tema utama dari subjek memancar dari gambar di tengah mind map dalam bentuk cabang-cabang
  • Cabang-cabang dapat berupa gambar atau kata kunci yang dilukis atau ditulis pada garis yang berhubungan
  • Topik-topik dengan tingkat kepentingan lebih rendah digambar atau ditulis sebagai cabang-cabang yang lebih kecil
  • Cabang-cabang membentuk struktur yang saling berhubungan

Contoh Mind Map

contoh sebuah mind map
Contoh mind map yang dibuat dengan tangan (hand made) bukan oleh software. Sumber: Wikipedia

Cara Mengorganisasikan Materi pembelajaran Ke Dalam Mind Map

  1. Gunakan kertas kosong
  2. Buat gambar tentang GAGASAN UTAMA di tengah kertas
  3. Pakai beragam warna berbeda untuk setiap cabang utama yang langsung terhubung ke GAGASAN UTAMA
  4. Buat cabang-cabang tingkat kedua dari cabang utama
  5. Buat cabang-cabang tingkat ketiga dari cabang kedua, dst
  6. Gambar garis cabang sebagai garis melengkung (bukan garis lurus)
  7. Tiap baris letakkan satu kata kunci
  8. Gunakan gambar berupa simbol-simbol yang menarik di setiap bagian yang mungkin
Selain menggunakan kemampuan menulis (handmade mind map), saat ini juga terdapat banyak software pembuat mind map (mind map creator software) untuk diinstal di notebook, gadget atau komputer sehingga dapat mengefisiensi penggunaan waktu dan memudahkan bagi siswa yang kemampuan menggambarnya kurang.

Kelemahan Teknik Mind Map

  • Memerlukan banyak alat tulis (misal spidol warna-warni). Mind map yang baik memerlukan banyak alat tulis, sehingga simbol-simbol, gambar-gambar, garis-garis, dan kata-kata yang dicantumkan dalam mind map menjadi menarik dan atraktif. Berbeda dengan teknik menulis biasa yang tentu saja hanya memerlukan satu pulpen atau pensil sebagai alat tulis.
  • Memerlukan latihan sehingga siswa terbiasa dan mahir. Biasanya siswa akan ragu-ragu untuk menulis atau menggambar. Dorongan dari guru diperlukan sehingga mereka akan lebih berani dan makin kreatif dan aktif.
  • Memerlukan waktu relatif lama dari teknik mencatat biasa (bila siswa masih dalam tahap pemula), tetapi justru dapat menjadi teknik mencatat yang cepat jika mereka sudah terbiasa dan mahir menggunakan teknik mind map ini.

Referensi tentang Mind Map


  • Buzan, Tony dan Barry. (2008). Memahami Peta Pikiran. Bandung: Interaksara.
  • DePorter, Bobby. (2002). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
  • DePorter, Bobby, et al(2002). Quantum Teaching “Mempraktekkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas”. Bandung: Kaifa.

Demikian tulisan tentang cara mudah mengorganisasikan materi pembelajaran melalui teknik mind map dari blog ptk dan model-model pembelajaran. Semoga bermanfaat. Salam.

Sunday, March 3, 2013

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Blog penelitian tindakan kelas dan model-model pembelajaran berikut ini akan memaparkan bagaimana cara mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Jika kita meninjau nama model pembelajaran kooperatif ini, yaitu two stay (dua tinggal) dan two stray (dua berpencar), maka kita dapat memahami bahwa pada saat pembelajaran berlangsung, dari sebuah kelompok akan ada 2 siswa yang tetap tinggal di kelompoknya dan dua siswa yang berpencar ke kelompok lain (asumsi ada 4 orang siswa dalam setiap kelompok). Model pembelajaran kooperatif ini dapat digunakan oleh guru pada berbagai mata pelajaran dan berbagai tingkatan usia siswa. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan teknik pembelajaran dengan struktur kelompok yang khas yang bertujuan agar siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.

Pengembang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Model pembelajaran kooperatif yang satu ini mempunyai sebenarnya dapat dibuat variasinya, yaitu berkaitan dengan jumlah siswa yang tinggal di kelompoknya dan yang berpencar ke kelompok lain. Misalnya: (1) one stay three stray (satu tinggal tiga berpencar); dan (2) three stay one stray (tiga tinggal satu berpencar). Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan (1990). Dengan struktur kelompok kooperatif seperti tipe two stay two stray ini dapat memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain.

Struktur Kelompok

Adapaun struktur kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:

Heterogen

Setiap kelompok terdiri dari siswa dengan latar belakang beragam, baik kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun status sosial.

Jumlah Siswa

Jumlah siswa di dalam sebuah kelompok koperatif tipe ini terdiri atas 4 – 5 orang siswa

Siapa Tinggal, Siapa Berpencar?

Di dalam kelompok siswa akan menentukan siapa yang akan tinggal (stay) dan siapa yang akan berpencar (stray)

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Adapun langkah-langkah pelaksanaan / implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:
  1. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
  2. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.
  3. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
  4. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain. 
  5. model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
    Struktur kelompok model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
  6. Berbagi. Pada langkah kelima ini, semua siswa saling berbagi apa yang telah mereka kerjakan untuk menyelesaikan tugas dari guru (catatan: siswa pada langkah ini saling menjelaskan, presentasi, bertanya, dan melakukan konfirmasi, lalu mencatat apa-apa yang didapatnya dari kelompok lain). Dua anggota kelompok yang tinggal di dalam kelompok bertugas membagi informasi dan hasil kerja mereka kepada 2 orang tamu dari kelompok lain yang akan berkunjung ke kelompok mereka.
  7. Diskusi kelompok. Tahap selanjutnya adalah semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.
  8. Diskusi kelas. Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua dalam sebuah diskusi kelas dengan fasilitasi oleh guru.

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Adapun kelebihan-kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:

Implementasi

Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat diimplementasikan untuk berbagai kelas atau tingkatan usia.

Belajar Bermakna

Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna memberikan kesempatan terhadap siswa untuk membentuk konsep secara mandiri dengan cara-cara mereka sendiri dan melalui metode-metode pemecahan masalah.

Siswa Aktif

Implementasi model pembelajaran kooperatif ini tentu saja dapat membuat siswa aktif. Bila siswa belum terbiasa, memang pembelajaran serasa macet, tetapi bila telah beberapa kali dilaksanakan maka jalannya akan lebih mulus, karena setiap siswa mempunyai aktivitas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelompoknya.

Meningkatkan Motivasi Belajar

Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ini guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab belajar, baik untuk dirinya sendiri maupun kelompoknya. Hal ini tampak sekali pada saat mereka saling bertukar informasi.

Bertukar Informasi

Saat siswa berpencar, maka setiap anggota kelompok akan saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Setiap kelompok akan mendapatkan informasi sekaligus dari dua kelompok yang berbeda (karena dua orang yang berpencar pergi ke kelompok yang berbeda), begitupun bagi siswa yang tinggal, juga akan mendapatkan informasi dari 2 tamu yang datang dari 2 kelompok yang berbeda. (Perhatikan gambar skema struktur kelompok model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di atas agar pertukaran informasi terbentuk dari banyak arah).

Prestasi Belajar dan Daya Ingat

Karena semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, dan semua anggota kelompok diharuskan melaporkan hasil-hasil kunjungannya ke kelompok lain (bagi siswa yang berpencar/ stray) dan hasil-hasil yang diperoleh saat kunjungan tamu di kelompok mereka (bagi siswa yang tinggal / stay), maka dapat memberikan efek peningkatan prestasi belajar dan daya ingat.

Kreativitas

Siswa yang tinggal di dalam kelompok (stay) mempunyai kesempatan untuk meningkatkan kreativitas, misalnya berkaitan dengan bagaimana cara mereke menyajikan hasil kerja kelompok mereka kepada tamu (anggota kelompok lain) yang berkunjung ke kelompoknya.

Melatih Berpikir Kritis

Dengan membandingkan hasil pekerjaan kelompoknya dengan pekerjaan kelompok lain, guru berarti telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemapuan berpikir kritis, di mana mereka akan mencoba mencermati pekerjaan orang lain dan pekerjaan kelompoknya.

Memudahkan Guru

Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat membantu guru dalam pencapaian pembelajaran, karena langkah pembelajaran kooperatif mudah diterapkan di sekolah dan dengan bantuan siswa-siswa guru mendapat tambahan tenaga berupa tutor sebaya saat seorang anggota kelompok bertukar informasi, mengkonfirmasi, presentasi, dan bertanya kepada anggota kelompok lainnya.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Selain memiliki banyak kelebihan, tentu saja model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ini juga mempunyai kelemahan. Beberapa kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray misalnya:

Alokasi Waktu

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray membutuhkan waktu yang relatif lama untuk persiapan dan pelaksanaannya bila dibandingkan dengan metode konvensional. Hal tersebut tampak mulai tahap persiapan pembagian kelompok, diskusi dan presentasi siswa. Akan tetapi bila guru pandai mengelola dan memanajemen pembelajaran, maka alokasi waktu yang diperlukan ini akan terbayar dengan kesuksesan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru dapat mengatur presentasi di akhir pembelajaran agar terbentuk konsep yang mantap di benak siswa, tidak harus semua kelompok tampil. Cukup beberapa, yang penting harus disertai umpan balik terlebih-lebih untuk  hal-hal tertentu yang sifatnya penting.

Pelaksanaan pada saat bertamu

Guru harus benar-benar menerangkan kepada siswa mengenai maksud dan tujuan dari bertamu. Siswa terkadang masih kebingungan untuk saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Karena tujuan dari berbagi informasi disini bukan untuk mencontek hasil jawaban dari kelompok lain. Justru pada tahap ini siswa melakukan konfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat mengenai hasil tugas yang telah dibahas di kelompok asal masing-masing. Siswa saling menjelaskan dan mengkritisi untuk memperoleh manfaat dari tahap paling penting dari model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...