Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengarang

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Sunday, October 27, 2013

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengarang

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengarang

Dalam pembelajaran bahasa, baik mata pelajaran Bahasa Indonesia, maupun bahasa asing seperti Bahasa Inggris, salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan mengarang (literasi menulis). Banyak guru bahasa melakukan penelitian dalam ranah ini, tetapi beberapa di antaranya masih terbentur dengan pembuatan lembar observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran menulis/mengarang berlangsung (penilaian aktivitas belajar selama proses/pengamatan proses pembelajaran). Kali ini, blog penelitian tindakan kelas mencoba membagi sebuah contoh yang mungkin dapat diadaptasi atau dimodifikasi untuk tujuan tersebut. Mari kita simak.

Sebelum menampilkan contoh lembar observasi yang dimaksud, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu bagaimana lembar observasi ini dikembangkan. Hal ini dimaksudkan agar para pembaca yang budiman dapat mengambilnya sebagai contoh langkah-langkah yang dapat ditempuh selama mengembangkan sebuah instrumen penelitian, dalam hal ini sebuah lembar observasi/lembar pengamatan aktivitas siswa.

Aspek-Aspek Penting Pembelajaran Mengarang/Menulis

Dalam pembelajaran yang baik, khususnya pembelajaran bahasa dalam ranah keterampilan menulis/mengarang, beberapa aspek penting yang dapat kita perhatikan sebagai bagian dari pengamatan proses pembelajaran misalnya:
  • Apakah siswa menunjukkan minat dan motivasi pada saat proses pembelajaran menulis sedang berlangsung? Hal ini dapat kita ketahui dari indikator tertentu, misalnya antusiasme mereka (siswa) selama mengikuti pembelajaran, keseriusan dalam berusaha untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang baik, dan sebagainya.
  • Bagaimanakan ide/gagasan tulisan dikembangkan? Kita, selama proses pembelajaran, dalam masa-masa pembimbingan yang dilakukan dari satu siswa ke siswa lainnya pada saat mereka menulis/mengarang dapat mengecek asal ide tersebut, apakah orisinil dari mereka sendiri? Apakah berasal dari pengalaman pribadi yang kemudian dimodifikasi dan dikreasi sehingga menjadi lebih menarik, dan sebagainya.
  • Apakah selama proses menulis dan mengarang mereka melakukan tanya jawab dan diskusi baik dengan anda sebagai guru yang senantiasa selalu siap memberikan pembimbingan dan bantuan, apakah mereka juga melakukan tanya jawab dan diskusi dengan siswa lainnya untuk meningkatkan kualitas tulisan mereka, dan sebagainya.
  • Penting sekali untuk dicek apakah mereka menulis/mengarang melalui tahap-tahap yang semestinya memang harus mereka lakukan. Kita mengetahui dalam menuliskan ide atau gagasan, tentu karangan atau tulisan tidak serta merta menjadi dan terbentuk sebagai karya yang bagus. Kecuali mereka memang telah berada pada tahap mahir. Di dalam proses menulis atau mengarang diperlukan untuk mengikuti langkah-langkah tertentu secara runtut.
  • Guru sebagai fasilitator dan mentor dalam menulis harus senantiasa memancing agar terbentuk komunitas belajar yang baik, apalagi kegiatan menulis dilakukan dalam kelas dengan setting, di mana siswa duduk dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Perlu dirangsang agar di dalam kelompok terjadi interaksi positif yang memungkinkan mereka saling membangun proses belajar mereka sehingga semua anggota kelompok dapat saling berbagi dan menyempurnakan tulisan/karangan mereka.
  • Selama pembelajaran menulis tentu saja guru harus memberikan pemodelan bagaimana proses menulis/mengarang dilakukan. Guru bahasa harus juga mencontohkan bagaimana ia menulis sebuah karangan di hadapan siswanya, atau paling tidak guru memberikan contoh hasil tulisannya dan menguraikan proses penulisan yang telah dilewatinya sehingga siswa dapat mengikuti proses tersebut untuk kemudian diterapkan mereka pada saat menuliskan ide/mengarang.
  • Saat sebuah tulisan/karangan telah dihasilkan, maka langkah penting yang harus dilakukan siswa adalah membagi apa yang telah ditulisnya kepada siswa lain, paling tidak salah satu di antara temannya untuk dapat memberikan tanggapan baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Siswa secara mandiri juga dapat melakukan evaluasi diri terhadap karya yang dihasilkannya. Untuk ini guru sebaiknya memfasilitasi dengan memberikan sebuah alat evaluasi, misal berupa ceklis (daftar periksa) tentang sebuah karya tulis yang baik. Baik selama menilai karya tulis orang lain maupun karyanya sendiri, siswa harus diajarkan untuk selalu bersikap obyektif dan jujur.
  • Siswa selalu diajak untuk melakukan refleksi pada setiap tahapan menulis/mengarang yang mereka lakukan. Ini sangat penting untuk dilakukan sehingga siswa secara sadar akan berusaha menemukan kelemahan-kelemahan karya yang mereka hasilkan dan bagaimana mereka menyempurnakan, baik proses menulis maupun karya tulis itu sendiri pada tahap selanjutnya atau pada kesempatan menulis berikutnya.
Baiklah sekarang, berdasarkan aspek-aspek yang kita anggap penting untuk muncul di dalam proses pembelajaran menulis atau mengarang tersebut maka kita dapat mengembangkan sebuah lembar observasi yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian tentang ativitas proses belajar siswa selama pembelajaran menulis. Kita tinggal memasukkan poin-poin yang merupakan aspek-aspek penting itu ke dalam sebuah tabel ceklis (daftar periksa) sebagai sebuah lembar observasi. Misalnya seperti di bawah ini.

Contoh Lembar Observasi Proses Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menagarang/Menulis

= = = = = = = = = =
 Lembar Observasi
Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis/Mengarang

Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester     :
Nama Guru            :
Hari/Tanggal          :
Siklus Penelitian    : Siklus ke.....

No.Aspek Penilaian Aktivitas Siswa TampakTidak TampakSkorNilai
 1.minat dan motivasi pada saat proses pembelajaran menulis ............
2.Ide tulisan apakah orisinil dari mereka sendiri atau berasal dari pengalaman pribadi yang kemudian dimodifikasi dan dikreasi sehingga menjadi lebih menarik ............
3.Selama proses menulis dan mengarang siswa melakukan tanya jawab dan diskusi baik guru maupun dengan siswa lainnya untuk meningkatkan kualitas tulisan ............
4.Siswa menulis/mengarang melalui tahap-tahap yang semestinya memang harus mereka lakukan ............
5.Terjadi interaksi positif yang memungkinkan mereka saling membangun proses belajar mereka sehingga semua anggota kelompok dapat saling berbagi dan menyempurnakan tulisan/karangan mereka. ............
6.Guru memberikan pemodelan bagaimana proses menulis/mengarang dilakukan, dan siswa memanfaatkan pemodelan itu untuk meningkatkan kualitas tulisan/karangan mereka ............
7.Siswa membagi apa yang telah ditulisnya kepada siswa lain, paling tidak salah satu di antara temannya untuk dapat memberikan tanggapan baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Siswa secara mandiri juga melakukan evaluasi diri terhadap karya yang dihasilkannya. ............
8.Siswa selalu diajak untuk melakukan refleksi pada setiap tahapan menulis/mengarang yang mereka lakukan ............

Penjelasan :
  1. Lakukan pengamatan dari tempat yang memudahkan semua bagian kelas teramati (untuk pengamat, bila digunakan bantuan pengamat dalam pengamatan penelitian).
  2. Beri tanda cek (v) pada kolom ya, jika aspek dilakukan atau terjadi, atau beri tanda cek (v) pada kolom tidak jika aspek tidak dilakukan atau tidak terjadi selama proses pembelajaran menulis/mengarang berlangsung.
  3. Beri skor 10 untuk aspek yang dilakukan atau terjadi (ya), dan beri skor 0 untuk aspek yang tidak dilakukan atau tidak terjadi.
  4. Skor maksimum 80 dan nilai maksimum 10, dihitung dengan rumus berikut: 
  5. Nilai = (skor diperoleh/80) x 100
Kategori Penilaian:
  1. Bila rentang nilai yang diperoleh 90 -100 berarti aktivitas siswa sangat baik (kategori A)
  2. Bila rentang nilai yang diperoleh 80 -89 berarti aktivitas siswa baik (kategori B)
  3. Bila rentang nilai yang diperoleh 70 -79 berarti aktivitas siswa sedang (kategori C)
  4. Bila rentang nilai yang diperoleh 60 -69 berarti aktivitas siswa kurang (kategori D)
  5. Bila rentang nilai yang diperoleh kurang dari 60 berarti aktivitas siswa sangat kurang (kategori D) 
.................................,.............................................
Obesrver, 
 
 
 
(.................................)
NIP.............................
 

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...