Komunitas Belajar (Learning Community) dan Kelas Anda

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Saturday, November 9, 2013

Komunitas Belajar (Learning Community) dan Kelas Anda

Komunitas Belajar (Learning Community) dan Kelas Anda

Blog penelitian tindakan kelas kali ini akan mencoba mengetengahkan tulisan mengenai learning community (komunitas belajar). Komunitas belajar adalah salah satu aspek penting yangharus ada dalam setiap kelas. Guru yang efektif akan mengupayakan agar di dalam pembelajaran yang dilaksanakannya terbentuk komunitas belajar yang efektif pula. Apakah komunitas belajar (learning community) itu dan bagaimanakah komunitas belajar bisa terbentuk? Berikut ulasannya untuk anda.

Karakteristik Learning Community

Komunitas belajar yang ada di dalam sebuah kelas pada sebuah kegiatan pembelajaran akan sangat berpengaruh pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan pada akhirnya pencapaian tujuan pembelajaran.Untuk mewujudkan sebuah komunitas belajar yang baik dan kohesif, di dalam sebuah kelas harus terdapat berbagai karakteristik positif seperti :
  • Hubungan antar individu yang saling peduli satu sama lain
  • Pengharapan guru yang tinggi akan hasil belajar siswa
  • Inkuiri (proses mencari tahu) yang produktif dalam belajar
  • Lingkungan belajar yang positif
Menciptakan komunitas belajar (learning community) bukanlah hal yang mudah bagi guru, akan tetapi ini harus dilakukan. Tidak ada proses kegiatan belajar yang baik yang dapat tercipta tanpa adanya komunitas belajar yang baik. Penciptaan kondisi sedemikian memerlukan berbagai tindakan dari guru apabila ia berharap semua upaya yang dilakukannya untuk membelajarkan siswa membuahkan hasil yang memuaskan.
Komunitas belajar (learning community) merupakan salah satu komponen penting dalam kelas efektif
Komunitas belajar itu merupakan salah satu komponen penting dalam kelas efektif

Komunitas Belajar (Learning Community) = Bergabungnya Individu-Individu Ke Dalam Kelompok?

John Deweypada tahun 1916 telah lama mengamati bahwa anak-anak akan belajar pada saat mereka berpartisipasi pada setting-setting sosial. Kemudian, beberapa dekade kemudian, Jerome Brunner (1996) menyatakan bahwa seseorang membuat makna (pengetahuan) berdasarkan hubungan-hubungan dan keikutsertaannya pada komunitas-komunitas atau budaya-budaya teertentu. Hal ini menunjukkan (berdasarkan hasil pengamatan kedua ahli tersebut), bahwa komunitas belajar menjadi salah satu aspek dalam belajarnya seseorang.

Mengingat kembali kerangka-kerangka hubungan antara individual-kelompok, yang merupakan hasil penelitian ahli psikologi sosial yang terkenal: Kurt Lewin (1939, dan 1956) serta beberapa koleganya, yang tertarik dengan bagaimana suatu kombinasi dari kebutuhan-kebutuhan manusia dan kondisi-kondisi lingkungan, akan dapat menjelaskan tingkah laku manusia. Getzels dan Thelan (1960) menerapkan pemikiran-pemikiran tersebut dalam bidang pendidikan. Mereka kemudian mengembangkan model dua dimensi untuk menerangkan bagaimana hubungan antara kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual dengan kondisi kehidupan di dalam kelas. Dimensi pertama dari model tersebut mendeskripsikan bagaimana, pada sebuah kelas, terdapat siswa-siswa dengan motif-motif dan kebutuhan-kebutuhan yang berbeda. Perspektif ini dapat disebut sebagai dimensi individual dari kehidupan kelas. Dari perspektif ini tingkah laku kelas akan dihasilkan sebagai wujud dari kepribadian-kepribadian dan tingkah laku-tingkah laku semua siswa dan aksi-aksi mereka dalam upaya pemenuhan motif-motif dan kebutuhan-kebutuhan setiap individu.

Dimensi kedua dari model yang dikembangkan oleh Getzels dan Thelan ini menjelaskan bagaimana sebuah kelas eksis dalam kaitannya dengan peranan-peranan dan harapan-harapan pada suatu setting sebuah kelas untuk memenuhi tujuan dari suatu sistem (sekolah/kelas). Dimensi yang kedua ini disebut dimensi kelompok dari sebuah kelas. Dari perspektif ini, perilaku kelas ditentukan oleh norma (harapan) sekolah atau kelas. Kehidupan di dalam kelas, pada akhirnya ditentukan oleh siswa-siswa yang termotivasi secara individual dan respon guru kepada setiap siswa tersebut dalam sebuah setting sosial. Dengan demikian akhirnya akan terbentuk suatu komunitas belajar sehingga diperoleh lingkungan yang diinginkan yaitu menciptakan kelas yang termotivasi untuk belajar baik secara akademik maupun secara sosial.

Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian guru adalah motivasi siswa untuk belajar. Motivasi menjadi salah satu faktor yang amat penting karena bila dibandingkan dengan kepribadian siswa ataupun karakter siswa, motivasi siswa untuk belajar ternyata bersifat sangat rapuh dan mudah berubah. Hari ini termotivasi, besok belum tentu.

Konsep tentang komunitas belajar adalah faktor terpenting dalam kehidupan sosial di kelas dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Berbeda dengan kumpulan individu, komunitas belajar adalah suatu setting di mana pada komunitas tersebut terdapat tujuan belajar yang sifatnya mutual (saling menguntungkan), dan menunjukkan adanya kepedulian terhadap pembelajaran dari setiap individu anggotanya. Komunitas belajar menjadi sebuah wadah yang akan mendorong terjadinya proses pembelajaran pada setiap anggotanya.

Demikian tulisan tentang komunitas belajar (learning community) yang seyogyanya selalu terbentuk di dalam kelas pada pembelajaran anda dari blog penelitian tindakan kelas. Semoga bermanfaat.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...