Saturday, October 25, 2014

Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas
guru harus menguasai komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas

Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Pada dasarnya, terdapat banyak sekali komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam memanajemen kelasnya. Akan tetapi untuk mempermudah pemahaman kita, maka komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas itu dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok besar. Kedua kelompok besar komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas itu adalah:
  1. Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
  2. Keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.

Sekarang marilah kita bahas lebih lanjut satu persatu tentang kedua kelompok komponen keterampilan pengelolaan kelas ini.

Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

pendekatan pengelolaan kelas
jenis pendekatan pengelolaan kelas apakah yang sedang anda gunakan?

Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Jika kita mengamati bagaimana cara guru mengelola kelas atau memanajemen kelasnya, maka kita dapat menggolongkan jenis pendekatan yang digunakan oleh guru yang bersangkutan. Pendekatan-pendekatan ini memiliki ciri khasnya masing-masing yang saling membedakannya satu sama lain. Nah, mari anda pahami, kira-kira, termasuk pendekatan apakah yang anda gunakan di dalam kelas anda?

Pendekatan Kekuasaan

Beberapa guru menggunakan pendekatan kekuasaan dalam mengelola atau memanajemen kelasnya. Dalam pendekatan kekuasaan, guru adalah pemegang kuasa. Karakteristik yang paling menonjol pada pendekatan kekuasaan dalam mengelola kelas adalah tampak adanya suatu ketaatan siswa pada aturan yang telah dibuat oleh guru. Dalam melaksanakan pengelolaan kelasnya, guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku. Pendekatan Kebebasan
Jangan salah kira dengan sebutan untuk pendekatan kebebasan. Pendekatan kebebasan tidak sama dengan pembiaran. Pengelolaan kelas dengan pendekatan kebebasan tidak berarti lantas dalam praktiknya membiarkan anak belajar dengan bebas tanpa batas atau melakukan apapun di dalam kelas dengan bebas. Pendekatan kebebasan lebih berarti memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar.

Friday, October 24, 2014

Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan PKB
Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan PKB

Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Paling tidak ada 9 prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk guru (PKB), yaitu:
  1. PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian integral dari tugas guru sehari-hari. Hal ini tentu saja lumrah karena tujuan dari pengembangan keprofesian berkelanjutan pada muaranya adalah hasil belajar siswa yang meningkat. Sebagai output dari proses pembelajaran, kualitas siswa merupakan bukti bahwa telah terjadi peningkatan profesionalisme oleh guru yang bersangkutan.
  2. Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri yang perlu diimplementasikan secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata, proses penyusunan program PKB harus dimulai dari sekolah. Begitu besarnya jumlah guru di Indonesia tentu saja membuat pelaksanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan  harus direncanakan dengan baik. Pelaksanaan program ini harus diatur sedemikian rupa, sistematis, dan dan bersifat terus-menerus, agar terjadi peningkatan kualitas guru di negeri ini.
  3. Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau sekolah berhak menambah alokasi waktu jika dirasakan perlu. Program pengembangan keprofesian berkelanjutan bukan saja kewajiban bagi guru, akan tetapi itu sudah merupakan haknya. Profesi guru menuntut perkembangan yang terus-menerus dari guru. Guru tidak dapat diam di tempat. Ia harus terus belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi sosok yang profesional dan bermartabat.

Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

komponen PKB guru
komponen PKB guru

Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Pengembangan keprofesian berkelanjutan harus dilakukan berdasarkan kebutuhan guru yang bersangkutan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesi guru. Hal ini nantinya juga sekaligus berimplikasi pada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.

Pada Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB adalah unsur utama yang kegiatannya juga diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru, selain kedua unsur utama lainnya, yakni: (1) pendidikan;  (2) pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan. Menurut Permennegpan itu telah pula dijelaskan bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) terdiri dari 3 komponen, yaitu:
  • pengembangan diri
  • publikasi ilmiah
  • karya inovatif.

Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan upaya-upaya  yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka meningkatkan profesionalismenya. Dengan demikian ia akan mempunyai kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ia diharapkan akhirnya akan dapat melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan,  termasuk pula dalam melaksanakan tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah.

Konsep Dan Implementasi PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)

konsep dan implementasi PKB guru
konsep dan implementasi PKB guru

Konsep Dan Implementasi PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)

Pengertian PKB

PKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa guru pada perubahan yang diinginkan, yaitu pengembangan profesinya. Muara akhir yang diharapkan sebenarnya berkaitan dengan keberhasilan siswa. Guru-guru yang melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) akan membawa pembelajarannya untuk menjadikan siswa-siswanya dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu melakukannya.

Implementasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Dalam praktiknya, pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk guru ini mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan. Cara-cara atau pendekatan yang dilakukan ini akan membuat guru secara berkesinambungan belajar. Ini tentunya akan dapat dilakukan oleh guru setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal sebagai guru.

Diharapkan, nantinya pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) ini akan mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai suatu profesi (guru dipandang sebagai sebuah profesi). Pada gilirannya, guru akan dapat memelihara, meningkatkan, memperluas pengetahuan, dan keterampilannya. Ia juga akan dapat membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya sebagai seorang guru.

Friday, October 17, 2014

Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas (Manajemen Kelas)

Sebagai kelanjutan dari tulisan-tulisan sebelumnya tentang manajemen kelas, maka kali ini blog penelitian tindakan kelas akan menyajikan tulisan tentang prinsip-prinsip yang dapat dipergunakan untuk pengelolaan kelas.

Djamarah, Syaiful Bahri (2002) dalam buku Strategi Belajar Mengajar yang diterbitkan oleh  Rineka Cipta, Jakarta menyebutkan bahwa untuk mereduksi permasalahan atau gangguan dalam pengelolaan kelas manajemen kelas guru dapat dipergunakan beberapa prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Beberapa prinsip pengelolaan kelas itu adalah sebagai berikut.
  1. Kehangatan dan antusiasme
  2. Tantangan
  3. Variasi
  4. Luwes
  5. Penekanan pada hal-hal positif
  6. Penanaman disiplin
Baiklah, untuk lebih jelasnya apa saja yang dimaksud sebagai prinsip-prinsip di atas, marilah kita baca uraiannya berikut ini.

Kehangatan dan antusiasme

Bagaimana rasanya jika suatu ketika anda sendiri bertemu dengan seseorang yang dalam berkomunikasi dengan anda terasa demikian hangatnya? Ia tersenyum, dengan wajahnya yang manis (tidak masam) berbicara kepada anda. Kata-katanya lembut dan menenangkan, atau paling tidak ia selalu berkata-kata sopan dan menampakkan bagaimana ia menghargai anda sebagai lawan bicara. Pasti menyenangkan bukan? Nah demikian juga halnya dengan siswa. Dalam melaksanakan pengelolaan kelas (manajemen kelas), setiap guru yang berkomunikasi dengan siswa-siswanya haruslah menunjukkan kehangatan. Walapun kesan kehangatan ini sifatnya implisit (tidak diungkapkan secara langsung dengan kata-kata), akan tetapi bagaimana guru bertutur dan bersikap kepada siswanya akan memberikan kesan tertentu bagi mereka. Guru juga selain menunjukkan sifat hangat bersahabat, juga harus menunjukkan antusiasme. Antusiasme dapat terpancar dari cara anda bergerak, bagaimana roman muka anda, dan kata-kata yang terlontar dari mulut anda. Tunjukkanlah selalu, bahwa anda dalam menjalankan profesi sebagai seorang guru selalu antusias selama proses pembelajaran belangsung di kelas, bahkan saat bertemu siswa di luar jam pelajaran (di luar kelas).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas


Saat melakukan manajemen kelas (pengelolaan kelas), guru harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh. Kedua faktor ini amat menentukan keberhasilan guru dalam melakukan manajemen kelas. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses manajemen kelas (pengelolaan kelas) yang dilakukan guru dapat dibedakan ke dalam 2 golongan yaitu:
  1. Faktor internal siswa
  2. Faktor eksternal siswa

Faktor internal siswa

Faktor internal siswa adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku yang ada di dalam diri masing-masing siswa yang ada di kelas yang bersangkutan.

Tujuan Manajemen Kelas (Pengelolaan Kelas)

Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan Manajemen Kelas

Sebelumnyadi blog kesayangan kita ini telah dibahas tentang pengertian manajemen kelas dan juga manajemen kelas dalam kaitannya dengan guru. Masih melanjutkan seri tentang manajemen kelas ini, kali ini akan diuraikan mengenai apa saja tujuan-tujuan manajemen kelas yang dilakukan oleh seorang guru.

Setiap guru yang melakukan fungsi manajemen di dalam kelasnya tentu mempunyai tujuan-tujuan khusus yang bermuara pada terciptanya kondisi belajar yang ideal selama proses pembelajaran berlangsung. Secara khusus tujuan-tujuan manajemen kelas antara lain:

  • Membuat siswa belajar semaksimal mungkin sesuai potensi yang dipunyainya

Setiap guru harus menyadari bahwa semua siswa memiliki potensi belajar yang berbeda-beda. Tugas guru adalah mengoptimalkan potensi yang mereka miliki sehingga dengan pembelajaran yang siswa lakukan, mereka dapat belajar sebaik-baiknya. Manajemen kelas yang baik dan efektif memungkin proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan memungkinkan siswa menggunakan semaksimal mungkin potensi yang mereka miliki. Adalah sebuah kerugian yang besar jika dalam pelaksanaan pengajaran, siswa tidak belajar secara maksimal karena adanya hambatan-hambatan belajar yang diakibatkan karena lemahnya manajemen kelas yang dilakukan oleh guru.
  • Menghilangkan atau mereduksi hambatan-hambatan pembelajaran

Manajemen kelas yang baik akan dapat menghilangkan atau paling tidak mereduksi (mengurangi) hambatan-hambatan belajar yang selalu akan muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran dapat terhambat oleh beragam sebab. Di dalam sebuah kelas misalnya, hambatan bisa saja muncul dari salah satu siswa

Pengertian Manajemen Kelas (Pengelolaan Kelas)

Pengertian Manajemen Kelas
Pengertian Manajemen Kelas

Pengertian Manajemen Kelas (Pengelolaan Kelas)

Sebelumnya di blog penelitian tindakan kelas ini telah dibahas tentang tinjauan umum manajemen kelas dalam kaitannya dengan guru. Kali ini pembahasan akan kita lanjutkan kepada pengertian manajemen kelas.

Manajemen kelas adalah sinonim dengan pengelolaan kelas. Dilihat dari kata penyusunnya, manajemen kelas terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan kelas. Sebelum kita masuk kepada pengertian utuh tentang manajemen kelas, ada baiknya kita perhatikan terlebih dahulu apa itu manajemen dan apa itu kelas.

Pengertian Manajemen


  • Menurut wikipedia, Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dari pengertian tentang manajemen oleh Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dalam pelaksanaannya dilakukan sesuai proses. Paling tidak ada 4 proses yang dilakukan untuk melakukan suatu manajemen, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
  • Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Thursday, October 16, 2014

Manajemen Kelas dan Guru

guru dan manajemen kelas
Guru adalah manajer di kelasnya

Manajemen Kelas dan Guru


Guru adalah manajer bagi kelasnya. Oleh karena itu guru harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang bagaimana membuat kondisi kelas menjadi kondusif untuk belajar siswa. Kelas yang baik dan memiliki manajemen kelas yang bagus akan membuat siapapun merasa nyaman berada di sana, entah itu murid, guru, ataupun orang lain yang mungkin sesekali hadir di dalam kelas tersebut.

Banyak hal (unsur) yang membangun dan menunjang penciptaan kondisi kelas yang baik. Dan, ini tentu saja memerlukan manajemen yang efektif dari guru yang bersangkutan (guru yang mengajar di kelas tersebut atau guru wali kelas). Jika kita mencermati komponen-komponen yang membangun sebuah kelas, maka kita akan mendapati puluhan siswa dengan beragam potensi, latar belakang, dan kemampuan yang berbeda (semuanya unik). Selain itu tentu juga ada sang guru itu sendiri yang berperan sebagai manajer kelasnya, serangkaian metode mengajar, lingkungan fisik kelas, hingga atmosfer yang karena proses pembelajaran yang dilakukan oleh anggota kelas (guru dan siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Peran manajerial yang dilakukan oleh guru harus dilakukan dengan baik, efektif, dan berkelanjutan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran tersebut karena sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, manajemen kelas yang baik akan membuat suasana yang kondusif untuk pembelajaran.

Friday, October 3, 2014

Unsur-Unsur dalam Proses Pembelajaran Dan Hubungannya dengan Strategi Pengajaran

Unsur-Unsur dalam proses Pembelajaran Dan Hubungannya dengan Strategi Pengajaran


Kali ini, blog penelitian tindakan kelas dan model-model pembelajaran akan mengetengahkan sebuah pendapat dari Martha Kaufeldt tentang unsur-unsur pembelajaran dalam hubungannya dengan strategi pengajaran yang dilakukan oleh guru.

Unsur-Unsur dalam Proses Pembelajaran Dan Hubungannya dengan Strategi Pengajaran
unsur-unsur dalam proses pembelajaran
Jika membicarakan tentang strategi pengajaran, maka kita tiak akan bisa lepas dari unsur-unsur sebuah pembelajaran. Menurut Martha Kaufeldt (2008) dalam buku Teachers, Change Your Bait! Brain – Compatible Differentiated Instruction yang diterbitkan oleh Crown House Publishing Company LL.C. USA,  terdapat 6 unsur dalam sebuah proses pembelajaran yaitu:
  1. Lingkungan fisik
  2. Lingkungan sosial
  3. Penyajian oleh guru
  4. Konten atau materi pembelajaran
  5. Proses pembelajaran
  6. Produk-produk pembelajaran

Martha Kaufeldt menyarankan dalam menentukan strategi-strategi pengajaran guru harus memperhatikan ke-6 unsur ini dengan baik dan mempertimbangkan keserasiannya dengan otak siswa. Strategi pengajaran terbaik tidak akan dapat memberikan hasil yang optimal apabila diterapkan dalam lingkungan yang berlawanan dengan prinsip-prinsip cara otak siswa bekerja. Karena itu, guru seyogyanya memikirkan pengajaran yang berbeda sebagai sebuah unsur yang sangat penting agar harmonis dengan otak. Ini tentu berkaitan dengan uniknya setiap individu siswa, sehingga guru akan semakin dapat merancang pembelajaran dan lingkungan belajar yang sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku.

Beberapa tips yang diberikan oleh Kaufeldt berkaitan dengan ke-6 unsur pembelajaran, penyesuaian dengan cara kerja otak manusia dan pengajaran yang berbeda (differentiated instruction) tersebut adalah:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...