Friday, May 23, 2014

Mengapa Di SD Harus Menggunakan Pembelajaran Tematik

Mengapa Di SD Harus Menggunakan Pembelajaran Tematik


Jika kita mempertanyakan mengapa untuk implementasi Kurikulum 2013 di SD harus menggunakan pembelajaran tematik, maka untuk menjawabnya kita harus memahami landasan filosofis, psikologis, dan yuridis. Dengan memahami ketiganya, maka kita akan maklum mengapa pembelajaran tematik dianggap paling cocok untuk digunakan.

Landasan Filosofis

Secara filosofis ada 3 faham yang melandasi mengapa di sekolah dasar (SD) diterapkan pembelajaran tematik, yaitu fahan progresivisme, faham konstruktivisme, dan faham humanisme.
  • Progresivisme. Faham ini menekankan bahwa proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa
  • Konstruktivisme. Faham konstruktivisme menghendaki agar anak mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.
  • Humanisme. Faham humanisme memandang siswa sebagai individu yang memiliki keunikan/kekhasannya, potensi, dan motivasi masing-masing.

Landasan Psikologis

Menurut psikologi perkembangan, untuk menentukan tingkat keluasan dan kedalamannya isi (materi pembelajaran) haruslah disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik. Sementara itu psikologi belajar menjelaskan bagaimana isi/materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Dalam proses belajarnya, anak-anak usia sekolah dasar mempunyai pemikiran yang bersifat konkrit, integratif, dan hierarkis.

Konkrit dimaknai sebagai proses belajar harusnya beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diutak-atik. Integratif dimaknai sebagai keadaan di mana anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sementara hierarkis bermakna bahwa anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

Belajar seharusnya adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian yang bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya 

Landasan Yuridis

Adapun landasan yuridis untuk implementasi pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 adalah:
  1. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
  2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang  Sistem Pendidikan Nasional
  3. INPRES N0. 1 Tahun 2010 tentang Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD, pembelajaran tematik di SD sangat penting peranannya. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dan  terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Peserta didik diharapkan akan menerapkan konsep yang diperolehnya dalam kegiatan belajarnya sambil melakukannya secara riil.

Terkait:
Konsep Pembelajaran Tematik
Ciri dan Keuntungan Pembelajaran Tematik
Model Pembelajaran Tematik Terpadu Di SD
Manfaat Pembelajaran Tematik

Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu Menurut Kurikulum 2013

Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu Menurut Kurikulum 2013


Masih membicarakan implementasi Kurikulum 2013 yang di ambang pintu (tahun pembelajaran 2014/2015) sudah sangat dekat-tinggal beberapa bulan lagi, maka kali ini blog kesayangan kita Penelitian Tindakan Kelas dan Model Pembelajaran akan berbagi tentang konsep model pembelajaran tematik terpadu (integratif) menurut Kurikulum 2013.

Pada pembelajaran di SD untuk kelas rendah, model pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI) menjadi model pembelajaran utama yang harus dikembangkan guru untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Model pembelajaran ini sebenarnya telah lama ada. Model pembelajaran tematik terpadu (integrated) pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1970-an. PTP diyakini para ahli pendidikan sebagai salah satu model pengajaran yang efektif (highly effective teaching model). Kehandalannya didasari kenyataan bahwa Pembelajaran Tematik Terpadu mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik siswa kelas rendah di SD.

Pembelajaran Tematik secara empirik (hasil penelitian) menunjukkan keberhasilannya dalam memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities of learners) untuk waktu yang panjang.

Pembelajaran Tematik Integratif

Dalam sejarah pengembangannya di era 70an, pembelajaran tematik integratif /terintegrasi (integrated thematic instruction, ITI) dimaksudkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted and talented), cerdas, pada  program perluasan belajar, dan yang belajar cepat. Tetapi kini, dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SD kelas rendah, pembelajaran tematik integratif (terpadu) ini juga digunakan.

Beberapa Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif

  • Premis utama PTP bahwa peserta didik memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya.
  • Pembelajaran tematik terpadu dapat memberikan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.
  • Pembelajaran tematik terpadu relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.
  • Pembelajaran tematik terpadu  akan dapat menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
  • Pembelajaran tematik terpadu memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Tahap Pembelajaran Tematik  Terpadu

Adapun tahap-tahap pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut:
  • Tahap 1. Menentukan tema. Dalam pembelajaran tematik terpadu sangat dimungkinkan untuk melakukan kesepakatan bersama antara guru dengan peserta didik untuk menentukan tema yang diminati.
  • Tahap 2. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku. Pembelajaran tematik terpadu di kelas rendah SD harus mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tema yang dimuat dalam Kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2013).
  • Tahap 3. Mendesain rencana pembelajaran. Pada tahapan ini tercakup pengorganisasian sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan kegiatan dalam tema yang dilakukan oleh guru.
  • Tahap 4. Aktivitas kelompok dan diskusi. Dalam tahapan terakhir ini, guru dapat memberikan kesempatan dan peluang bagi siswa untuk ikut berpartisipasi. Dengan demikian, akan tercapai berbagi persepektif dari tema. Hal ini membangun guru dan peserta didik dalam mengeksplorasi subjek (tema).

Model Pembelajaran Tematik Integratif

Salah satu model pembelajaran tematik integratif (terpadu) yang disarankan untuk peserta didik di kelas rendah SD adalah model jaring laba-laba (webbed model). Model terpadu ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan  pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antarmata pelajaran.

Demikian ulasan mengenai model pembelajaran tematik terpadu (integratif) menurut Kurikulum 2013 dari blog penelitian tindakan kelas. Semoga bermanfaat.

Artikel terkait:
Kurikulum 2013: Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu
Model Pembelajaran Tematik di SD





Ciri-Ciri Dan keuntungan Pembelajaran Tematik

Ciri-Ciri dan Keuntungan Penerapan Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui penggunaan “tema” sebagai pemersatu, sebagai pusat perhatian yang dipergunakan untuk memahami gejala dan konsep. Pembelajaran Tematik dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu dari beberapa mata pelajaran melalui tema sebagai pemersatu. Dengan demikian, maka pembelajaran terpadu berorientasi pada praktek belajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan anak (peserta didik). Melalui pembelajaran tematik terpadu maka akan terjadi perakitan dan penggabungan beberapa mata pelajaran yang berbeda dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.

Ciri khas pembelajaran tematik

Adapun beberapa ciri khas pembelajaran tematik jika ditinjau dari aspek siswa (peserta didik), yaitu:
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar (SD).
  1. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
  2. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
  3. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
  4. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
  5. Berpusat pada anak (siswa).
  6. Memberikan pengalaman langsung kepada anak (peserta didik).
  7. Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak.
  8. Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam satu PBM.
  9. Bersifat luwes sehingga memungkinkan kreativitas anak dan guru berkembang.
  10. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

Keuntungan Menerapkan Pembelajaran Tematik Di SD

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan pengimplementasian pembelajaran tematik di SD (sekolah dasar) bila kita tinjau dari aspek siswa dan guru, yaitu:
  1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
  2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
  3. Kompetensi dasar antar matapelajaran yang dipelajari siswa berada dalam tema yang sama.
  4. Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
  5. Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
  6. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
  7. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
  8. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkaan sekaligus. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
  9. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.
  10. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
  11. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka dapat diharapkan penguasaan konsep oleh siswa akan semakin baik dan meningkat.
  12. Memberikan pengalaman dan KBM yg relevan dg tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
  13. Menyenangkan, karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
  14. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna
  15. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan yg dihadapi
  16. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama
  17. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain
  18. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dg permasalahan yg ditemui

Thursday, May 22, 2014

Model Pembelajaran Project Based Learning dan Kurikulum 2013

Model Pembelajaran Project Based Learning dan Kurikulum 2013

Apa kabar pembaca setia blog penelitian tindakan kelas? Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya untuk mengemban tugas mulia memajukan pendidikan anak bangsa untuk menyongsong era generasi emas di masa datang. Kali ini, kami ingin berbagi mengenai model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dalam kaitannya dengan pendekatan saintifik (scientific approach) dan implementasi Kurikulum 2013. Yuk disimak.

Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek)

Apakah model pembelajaran berbasis proyek itu? Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

Saat ini pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih lebih terfokus pada hasil belajar berupa pengetahuan (knowledge) semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada tingkatan ingatan (C1) dan pemahaman (C2) dan belum banyak menyentuh aspek aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).  Ini berarti pada umumnya, pembelajaran di sekolah belum mengajak siswa untuk menerapkan, mengolah setiap unsur-unsur konsep yang dipelajariuntuk membuat (sintesis) generaliasi, dan belum mengajak siswa mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya. Sementara itu, aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap (attitude) juga banyak terabaikan.

project based learning

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning model). Adapun langkah-langkah itu adalah; (1) menentukan pertanyaan dasar; (2) membuat desain proyek; (3) menyusun penjadwalan; (4) memonitor kemajuan proyek; (5) penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman.

Model pembelajaran berbasis proyek selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata. Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek tersebut. Selanjutnya, guru dan siswa menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka.

Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap yang mengiringinya. Terkahir, guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih baik lagi.

ManfaatYang Dapat Diraih

Banyak sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) ini, misalnya: (1) siswa menjadi pebelajar aktif; (2) pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah; (3) pembelajaran menjadi student centred); (4) guru berperan sebagai fasilitator; (5) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; (6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri; (7) dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa; dsb.

Penilaian Dalam Model Pembelajaran Project Based Learning
Karena pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan hasil belajar dalam bentuk pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill atau psikomotor), dan sikap (attitude atau afektif), maka penilaiannyapun dilakukan untuk ketiga ranah ini. Bentuk penilaian dapat berupa tes atau nontes. Sebaiknya penilaian yang dilakukan untuk model pembelajaran berbasis proyek ini lebih mengutamakan aspek kemampuan siswa dalam mengelola aktivitas-aktivitas mereka dalam penyelesaian proyek yang dipilih dan dirancangnya, relevansi atau kesesuaian proyek dengan topik pembelajaran yang sedang dipelajari hingga keaslian (orisinalitas) proyek yang mereka garap.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kurikulum 2013


Dalam rasional perubahan kurikulum sebelumnya (KTSP/Kurikulum 2006) ke Kurikulum2013 disebutkan bahwa perkembangan pengetahuan dan pedagogi dalam hal ini neurologi, psikologi, observation based (discovery) learning dan collaborative learning adalah salah satu alasan pentingnya perubahan kurikulum. Hal ini tentu berimplikasi pada model-model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan mengajar di sekolah. Salah satu model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan adalah model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, karena mengingat karakteristik-karakteristik unggul dari model pembelajaran ini yang mampu mengakomodasi alasan tersebut di atas.

Selain itu pembelajaran tentunya harus diubah dari kecenderungan lama (satu arah) agar menjadi lebih interaktif (multiarah). Melalui model pembelajaran ini, siswa juga akan dapat diharapkan menjadi aktif menyelidiki (belajar) dengan menyajikan dunia nyata (bukan abstrak) kepada mereka. Di dalam model pembelajaran ini, siswa akan bekerja secara tim (berkelompok) kooperatif dan mengubah pemikiran faktual semata menjadi pemikiran yang lebih kritis dan analitis.

Salah Satu Model Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sehingga secara otomatis guru berarti juga menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajarannya. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan cara kerja ilmiah. Melalui pendekatan saintifik ini siswa akan diajak meniti jembatan emas sehingga ia tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan (knowledge) semata tetapi juga akan mendapatkan keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam kehidupannya kelak. Saat belajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek ini, siswa dapat berlatih menalar secara induktif (inductive reasoning). Sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendekatan saintifik, project based learning (model pembelajaran berbasis proyek) sangat sesuai dengan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV mengenai proses pembelajaran yang harus memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan.

Kurikulum 2013 dan Pembelajaran Aktif Termaktub Dalam Project Based Learning

Dalam model pembelajaran berbasis proyek ini, siswa melakukan pembelajaran aktif. Mereka benar-benar akan dibuat aktif baik secara hands on (melalui kegiatan-kegiatan fisik), maupun secara minds on (melalui kegiatan-kegiatan berpikir/secara mental). Karena itulah, ruh dari pelaksanaaan model pembelajaran berbasis proyek ini sesuai sekali dengan amanat Kurikulum 2013. Siswa, melalui pembelajaran aktif akan melakukan aktifitas 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan).

Demikian tulisan mengenai Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam kaitannya dengan Kurikulum 2013 dari blog kesayangan kita Penelitian Tindakan Kelas. Semoga bermanfaat.

Manfaat Media Blog untuk Pendidikan dan Sumber Pasif Income

Manfaat Media Blog untuk Pendidikan dan Sumber Pasif Income

Apa kabar pembaca blog penelitian tindakan kelas yang budiman? Mudah-mudah selalu dalam keadaan baik dan bahagia. Kali ini, blog kesayangan kita ini akan mengulas manfaat blog bagi dunia pendidikan. Secara khusus, tulisan ini juga memuat pengalaman saya memperoleh pasif income (penghasilan tambahan pasif) dari aktivitas blogging. Yuk disimak.

Manfaat Media Blog bagi Dunia Pendidikan

Jika kita memerhatikan isi (kandungan) artikel-artikel yang dipublikasikan di dalam sebuah blog bertema pendidikan, maka kita dapat mengklasifikasikan blog-blog tersebut dengan mudah. Biasanya, isi artikel blog sangat berkaitan dengan pembaca yang ditarget oleh seorang blogger pendidikan. Menurut saya, berdasarkan pengamatan terhadap banyaknya blog-blog pendidikan, ada beragam jenis blog, yaitu: (1) blog berisi materi ajar; (2) blog berisi kumpulan makalah atau tugas-tugas mahasiswa kependidikan (calon guru); (3) blog berisi kumpulan bahan administrasi yang berkaitan dengan tugas guru; (4) blog berisi berita terbaru isu-isu seputar dunia pendidikan; dan (5) blog berisi artikel esai dan opini tentang dunia pendidikan. Akan tetapi, seringkali pula dijumpai blog-blog yang isinya melingkupi cakupan tema pendidikan yang amat luas (memuat kelima hal tersebut). Hal ini sah-sah saja, karena si penulis blog ( blogger yang bersangkutan) memiliki kebebasan tanpa syarat untuk menuliskan hal-hal yang menjadi ketertarikannya. Misalnya saja blog kesayangan kita ini, walaupun memfokuskan tulisan pada penelitian tindakan kelas dengan segala aspeknya, tetap tak melepaskan diri dari topik-topik lainnya (masih dalam kaitan dengan pendidikan) juga memuat artikel-artikel lain yang sekiranya mempunyai manfaat bagi pembacanya.

Manfaat Blog Bagi Saya Sebagai Guru

Saya pikir, saat ini ada banyak guru yang berharap mahir dan mudah menuangkan ide dalam bentuk tulisan (kenyataan di lapangan, banyak guru kita yang kesulitan menulis). Jika anda salah satunya, mungkin aktivitas blogging (menulis di blog) dapat menjadi pilihan. Saya juga dulu sangat kesulitan untuk menulis (baik artikel populer maupun karya ilmiah). Akan tetapi setelah menulis di blog, yang saya jadikan tempat dan media berlatih menulis, Alhamdulillah, saya mulai lancar menuliskan ide-ide yang ada di kepala saya. Menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan buat saya. Hingga, jika saya tak punya banyak waktu untuk menulis saya jadi merasa kehilangan kegiatan (aktivitas) yang menyenangkan.

Bagi guru (seperti saya), aktivitas blogging saya maksudkan untuk membantu sesama rekan guru untuk meningkatkan kompetensi dengan cara memberikan informasi-informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas. Selain itu, informasi tambahan lain yang ada di blog ini juga tak terlepas dari tujuan itu. Saya berpendapat, bahwa melakukan aktivitas blogging untuk membantu sesama guru (bahkan juga mahasiswa calon guru, dosen, pejabat di lingkungan dinas pendidikan, pengawas) tidak ada ruginya. Saya, dapat membagi informasi yang saya miliki. Selain itu, tahukah para pembaca yang budiman, bahwa saya juga bisa memperoleh penghasilan tambahan melalui program afiliasi (misalnya jualan buku secara online) dan penayangan iklan PPC (PAY PER CLICK).

penghasilan tambahan dari blog

Mulanya memang tak percaya jika aktivitas blogging itu dapat menghasilkan uang. Setelah saya tekuni selama bertahun-tahun, saya bahkan lebih kaget lagi karena kadang-kadang penghasilan saya (yang saya lakukan bilamana ada waktu senggang ini) justru bisa LEBIH BESAR DARI PADA GAJI SAYA sebagai guru PNS Golongan IV.

Anda bisa bayangkan, jika blog penelitian tindakan kelas yang mempunyai page view per hari (setara dengan banyaknya artikel yang dibaca semua pengunjung dalam sehari) mencapai 10.000 atau lebih (kadang bisa sampai 20.000) mendapatkan klik yang lumayan banyak pada tayangan iklannya, tentu saja saya dapat memperoleh uang dalam nominal yang cukup besar dengan harga per klik iklan antara Rp. 400,- sampai Rp.900,-.

Yang saya lakukan hanya menulis artikel, mempublikasikan di blog ini,lalu bila ada pengunjung blog yang tertarik mengklik iklan yang saya pajang, maka secara otomatis saya dapat uang yang setiap bulannya tak pernah telat ditransfer ke rekening saya. Intinya saya berbagi ilmu dan informasi, dan balasan untuk sayaadalah pasif income dari program afiliasi yang saya ikuti dan tayangan iklan. Balasan yang sangat setimpal bukan.

Menayangkan Iklan KlikSaya untuk Memperoleh Pasif Income

Tentu saja kita dapat menganggap penghasilan dari tayangan iklan di blog adalah pasif income. Kan kita tidak perlu susah-susah kerja. Cuma menulis lalu mempublikasikannya. Semakin banyak tulisan, semakin banyak pengunjung blog, dan ini juga berarti semakin banyak tayangan iklan anda, lalu semakin besar pula penghasilan anda. Sebagai informasi, jumlah page view perhari yang rata-rata 10.000 pada blog penelitian tindakan kelas ini berasal dari sekitar 450 artikel yang telah saya tulis sejak tahun 2009 lalu. Kecendrungan yang paling menggembirakan adalah, semakin hari, semakin banyak artikel yang saya tulis, semakin banyak pengunjung blog, semakin banyak klik iklan yang ditayang, dan pada akhirnya semakin banyak pasif income yang saya dapatkan. Intinya, grafiknya selalu naik.
pasif incone dari blog pendidikan
Punya banyak pengunjung blog berarti punya potensi besar untuk memperoleh pasif income dari blog
Di blog penelitian tindakan kelas ini, saya memang menayangkan iklan dari beberapa penyedia jasa pengiklan online, tetapi penghasilan saya banyak diperoleh dari KlikSaya.Com. Saya menempatkan iklan milik kliksaya.com pada tempat-tempat strategis sehingga mudah dilihat oleh pengunjung blog ini. Nah, jika anda juga punya blog, kenapa tidak ikut mencoba program penyangan iklan di blog anda oleh kliksaya.com seperti saya. Cara mudah sekali. Tinggal mendaftar lalu memasang kode (script) iklan di blog anda. Tertarik? Silakan baca dulu di sini biar jelas. Selamat mencoba. Yuk berbagi ilmu untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia sambil meraih pasif income melalui aktivitas ngeblog.

Friday, May 9, 2014

Karakteriktik Peneliti dan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Peneliti dan Penelitian Tindakan Kelas


Pada blog penelitian tindakan kelas ini telah banyak diulas berbagai aspek dari jenis penelitian tindakan kelas. Mulai dari pembahasan tentang pembuatan dan pengembangan instrumen, penyusunan proposal penelitian ptk, hingga penyusunan laporan dan contoh-contohnya. Pada tulisan kali ini, kita akan mencoba menjelaskan bagaimana peranan si peneliti itu sendiri dalam penelitian tindakan kelas (ptk) yang dilakukannya.

Lincoln dan Guba, 1985, menyebutkan bahwa sebagai bagian penting dari sebuah penelitian tindakan kelas, maka peneliti seharusnya memiliki beberapa karakteristik berikut ini :

Responsif

Memiliki sifat responsif. Peneliti harus bersikap responsif terhadap segala macam petunjuk yang muncul saat melaksanakan penelitiannya, baik yang hanya bersifat individualistik pada diri siswa maupun yang berasal dari lingkungannya.

Adaftif

Memiliki sifat adaptif. Dalam kaitan dengan sifat adaptif ini, seorang peneliti yang melaksanakan penelitian tindakan kelas (ptk) mesti dapat mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi  mengenai banyak faktor pada tahap yang berbeda-beda secara simultan.

Holistik

Selalu berpegang pada prinsip holistik, dimana karakteristik ini dimaksudkan  sebagai bentuk perwujudan bahwa manusia mampu dengan segera menempatkan dan menyimpulkan kejadian (yang mungkin membingungkan) ke dalam posisinya sebagai peneliti dan guru, bukan instrumen penelitian lainnya.

Berbasis Pengetahuan

Pengembangan berbasis pengetahuan, maksudnya hanya manusia yang dapat sekaligus berpikir yang tidak diungkapkan dalam menyusun proposisi, sementara sadar bahwa situasiyang dihadapi memerlukan lebih dri sekedar pengetahuan dan proposisi karena harus memahami apa yang dirasakan siswa sebagai subjek yang diteliti, simpati dan empati yang tidak diucapkan, harapan yang tidak diungkapkan, dan berbagai kebiasaan sehari-hari yang tidak pernah diperhatikan yang justru menyumbangkan kedalaman dan kekayaan pada penelitian.

Segera

Berusaha memproses dengan segera, di mana dalam kaitan ini, seorang peneliti dalam ptk adalah orang yang mampu segera memproses data di tempat, membuat generalisasi dan menguji hipotesis.
Melakukan klarifikasi dan kesimpulan, di mana peneliti dalam sebuah penelitian tindakan kelas mempunyai suatu kemampuan unik untuk dapat meminta klarifikasi, pembetulan, elaborasi kepada subyek yang sedang diteliti.
Mempunyai kesempatan dan eksplorasi, dalam kaitan dengan jawaban-jawaban dari subjek penelitian (siswa) jika bersifat tidak lazim.

Demikianlah, sebagai orang yang memiliki karakter sebagai instrumen manusia (human instrumen), memiliki kelebihan-kelebihan yang harus dimanfaatkan untuk meraih ketepatan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukannya, maka peneliti juga dengan demikian harus memahami apa tugas yang sedang diembannya dalam penelitian itu, dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk itu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...